bukan saatnya kita mencari cara mendapatkan suntikan dosis booster
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menekankan vaksinasi COVID-19 harus merata dan setara untuk seluruh kalangan masyarakat.
“Kata kuncinya vaksinasi harus merata dan harus setara semua orang boleh mendapatkan vaksin. Termasuk Kakek Safarudin di Makassar yang tidak punya telepon seluler, begitu juga kakek Mangantar Hutagalung yang sudah berusia 100 tahun, dan mereka yang tinggal di pedalaman dan daerah kurang sejahtera,” ujar Reisa dalam konferensi pers PPKM secara daring dari Jakarta, Rabu.
Reisa pun mengatakan vaksinasi COVID-19 kini menyasar kepada ibu menyusui, ibu hamil sampai anak-anak.
Ia mengatakan, bagi yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) seperti kelompok penyandang disabilitas, masyarakat adat, penghuni Lembaga Pemasyarakatan, penyandang masalah kesejahteraan sosial atau PMKS, dan pekerja migran Indonesia bermasalah, akan dilayani vaksinasi berbarengan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
"Sehingga, masyarakat dapat melayani kebutuhan vaksinasinya dan kebutuhan NIK-nya dapat terpenuhi. Memang itu tujuan pemerintah, membuka akses vaksinasi seluas-luasnya,” ujar Reisa.
Baca juga: Reisa sebut peningkatan testing dan vaksinasi tekan kematian COVID-19
Baca juga: 21,9 juta lebih warga Indonesia selesai jalani vaksinasi COVID-19
Reisa mengatakan tujuan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO adalah setiap negara untuk vaksin setidaknya 70 persen pada pertengahan tahun depan.
Menurut Reisa, Pemerintah Indonesia berambisi dapat bisa memenuhi target itu sebelum pertengahan tahun depan, sehingga yang terpenting adalah memastikan semua saudara-saudara sebangsa mendapatkan vaksin COVID-19.
“Bukan bagaimana mendapatkan suntikan tambahan, bukan saatnya kita mencari cara mendapatkan suntikan dosis booster. Tidak elok kalau kita hanya memprioritaskan diri sendiri, pribadi, atau kelompok saja, lebih baik fokus saling bantu meratakan vaksin untuk semua sasaran di Indonesia,” ungkap Reisa.
Dia mengatakan masih terdapat 70 dari 208 juta sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan vaksin.
Selain itu Reisa menegaskan dalam sejarah imunisasi dan vaksinasi, individu yang disuntik berkali-kali pun tidak akan mampu menghentikan wabah sehingga yang harus terjadi adalah pembentukan imunitas bersama.
“Bukan karena satu orang yang divaksin berkali-kali, tapi karena puluhan juta orang divaksin bersama-sama dalam waktu yang singkat. Kunci sukses vaksinasi adalah merata dan setara untuk melindungi sesama," katanya.
Ia juga mengingatkan, prinsip setelah divaksin COVID-19 yaitu tetap taat dan disiplin prokes untuk melindungi sesama.
Baca juga: ITAGI belum rekomendasikan dosis ketiga untuk masyarakat umum
Baca juga: Menkes pastikan vaksinasi "booster" dengan vaksin Moderna untuk nakes
Baca juga: Kemenkes tegaskan vaksinasi "booster" hanya untuk nakes
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021