Gorontalo (ANTARA News) - Seorang pemerhati linguistik mengimbau kalangan pendidik untuk tidak gelisah berlebihan karena menganggap perkembangan "Bahasa Alay" dapat merusak Bahasa Indonesia.

"Bahasa alay yang kian banyak digunakan oleh generasi muda Indonesiaini hanya punya syarat mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabiladigunakan pada media yang tidak pada tempatnya," kata Suleman Bouti dari Fakultas Sastra dan Bahasa Universitas Negeri Gorontalo, Jumat.

Dia melanjutkan, bahasa kawula muda itu akan mengancam Bahasa Indonesia jika digunakan pada forum resmi seperti seminar, perguruan tinggi, sekolah atau dalam tata cara surat menyurat resmi di perkantoran.

Namun jika sekedar hanya diigunakan sebagai bahasa pergaulan di media baru yang memilih cara interaksi baru seperti jejaring sosial facebook atau twitter, maka tak ada alasan untuk mengkhawatirkan Bahasa Alay.

"Biarkan bahasa gaul itu berinteraksi pada tempatnya, malah, keberadaannya dapat memperkaya kajian para ahli linguistik," kata Suleman, yang tengah menyusun disertasi mengenai penggunaan bahasa gaul di jejaring sosial.

Oleh karena itu, demikan Suleman, tidak perlu mengambil langkah berlebihan dalam melindungi Bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang sesuai jamannya, dengan adanya berbagai ariasi bahasa di sekitarnya," tandasnya. (*)

KR-SHS/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010