peran masyarakat adalah siap dan berani untuk ditesJakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menyebut peningkatan jumlah pemeriksaan atau testing serta vaksinasi menjadi dua langkah intervensi untuk menekan angka kematian akibat COVID-19. “Intervensi pertama meningkatkan jumlah pemeriksaan atas tes agar kita dapat mengetahui sebenar-benarnya peta penyebaran, agar pelacakan dapat dilakukan dengan cepat, isolasi segera diterapkan, dan kesembuhan naik pesat, dan kematian dapat kita tekan seminimal mungkin,” ujar Reisa dalam konferensi pers PPKM secara daring dari Jakarta, Rabu.
Menurut Reisa, tingkat pemeriksaan yang kurang akan membuat Indonesia, dan bahkan dunia menjadi buta untuk memahami dimana penyakit itu berada.
Jika tanpa tingkat pengujian yang lebih baik, maka tidak dapat melawan penyakit tersebut atau mengurangi risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya.
“Pemerintah yang siapkan sistem dan tenaga kesehatan nya, sedangkan peran masyarakat adalah siap dan berani untuk dites serta jujur saat dilacak,” ujar dia.
Baca juga: Sebanyak 30 provinsi capai standar testing WHO setelah PPKM
Baca juga: Satgas: SDM jadi salah satu kendala "testing-tracing"
Intervensi kedua adalah mempercepat laju vaksinasi. Fakta sains telah membuktikan bahwa vaksin ini telah efektif melindungi kita dari kesakitan berat perawatan rumah sakit, bahkan kematian.
Reisa membeberkan hasil penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine tanggal 7 Juli 2021 menyatakan hasil vaksin sinovac efektif mencegah COVID-19, termasuk penyakit parah dan kematian.
Penelitian yang dilakukan dari 2 Februari hingga 1 Mei 2021 kepada sekitar 10,2 juta orang, menunjukkan efektivitas yang tinggi untuk pencegahan rawat inap untuk pencegahan masuk unit gawat darurat dan untuk mencegah kematian terkait COVID-19.
Sedangkan temuan Canadian Immunization Research Network yang ada pada arsip daring gratis, menunjukkan satu dosis vaksin AstraZeneca dapat memberikan perlindungan substansial terhadap semua jenis varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian utama yaitu varian Delta, Gamma, dan Beta.
“Semuanya adalah penyebab varian virus COVID-19, dan peneliti menyimpulkan bahwa dua dosis lengkap akan memberikan perlindungan yang lebih tinggi,” ujar Reisa.
Reisa mengatakan pemerintah telah menyiapkan suplai vaksin, yang sekarang sudah berjumlah hampir 180 juta dosis. Reisa menginginkan agar masyarakat dengan semangat mempersiapkan diri untuk divaksin, dan mendaftarkan serta temani orang tua, keluarga tetangga, dan kenalan.
Baca juga: Epidemiologi : masyarakat perlu dijelaskan manfaat vaksinasi COVID-19
Baca juga: Galakkan 3T, Luhut minta lab PCR tersedia di tingkat kabupaten/kota
Baca juga: 21,9 juta lebih warga Indonesia selesai jalani vaksinasi COVID-19
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021