Jayapura (ANTARA News) - Lima korban pesawat milik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri)di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua telah ditemukan dan akan dievakuasi ke Kota Nabire.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Wachyono yang dikonfirmasi di Jayapura, Kamis siang membenarkan penemuan bangkai pesawat dan lima korban pesawat Skytruck milik Polri.
"Lima jenazah korban jatuhnya pesawat Skytruck milik Polri telah ditemukan dengan kondisi terpisah. Sebelumnya, pesawat itu mengalami kecelakaan di kawasan Wami, Distrik Wanggar, Nabire, Papua, dalam penerbangan dari Jayapura menuju Ambon," kata Kabid Humas Polda Papua, Wachyono, di Jayapura, Kamis.
Wachyono menjelaskan, sekitar pukul 15.55 Wita, Rabu (27/10), pesawat naas itu sempat transit untuk mengisi bahan bakar di Nabire. "Selanjutnya mulai pukul 16.30 Wita terbang menuju Ambon dan hilang kontak dengan tower," jelasnya.
Menurut saksi mata, Melky Yarayomi (30), pesawat mau mendarat darurat di pesisir pantai Desa Wami, Distrik Manggar. Namun akibat cuaca buruk pesawat menabrak pohon dan jatuh terbakar.
Melihat hal itu, saksi melapor ke pos Hionseng sambil membawa serpihan pesawat dan langsung diterima dua anggota Polisi yang sedang bertugas.
Wachyono mengatakan, saat ini kelima jenazah tengah dievakuasi. Hanya, ia belum bisa merinci identitas kelima korban yang telah ditemukan itu.
Adapun pesawat itu dipiloti oleh Ajun Komisaris Irwan, dibantu Iptu Bayu (copilot). Tercatat pula, ada tiga kru lainnya, yakni Ipda Moh Amri, Briptu Hadirianto, dan Briptu Aipul Bahri.
Kondisi mereka hingga kini belum bisa dipastikan. Dia mengakui, tim evakuasi mengalami kesulitan akibat medan yang berat, karena kondisi alam berbukit dan jurang dan harus melintasi laut.
Diketahui, pesawat tersebut terbang ke Papua dalam misi kemanusiaan untuk membantu korban bencana banjir bandang di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Misi kemanusiaan itu telah berakhir dan sedianya pesawat itu kembali ke Jakarta.
(T.KR-ALX/K006/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010