Surakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mendukung terjadinya kompetisi sehingga ada yang kalah dan menang tapi harus berlangsung sportif serta memiliki aturan main yang jelas.

"Kompetisi bisa terjadi tapi harus sportif yang ada aturan main dan hukumnya, yang menang bukan berarti mematikan yang kalah dan yang menang harus mau memberi kontribusi bagi bangsa," kata Wapres saat silaturahmi dengan perwakilan SMK Negeri 2, pelajar SMK, SMA dan MA se-kota Surakarta, di Surakarta, Kamis.

Hadir dalam silaturahmi tersebut menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri pendidikan Nasional M Nuh, Menteri peranan perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, serta seratus siswa dan guru.

Menurutnya, kompetisi dan perbedaan sesungguhnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan semangatnya dalam satu bangsa adalah bersama-sama membangun kemajuan bangsa.

Wapres juga mengingatkan kepada para pelajar an pemuda untuk selalu menanamkan rasa keindonsiaan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang menjadikan persaingan kian ketat.

"Kita tidak akan mampu bersaing tanpa menguasai keterampilan dan kepandaian, serta perlu menanamkan rasa memiliki kebangsaan," kata Wapares.

Boediono mengingatkan kebanggan dan kemajuan suatu bangsa harus dilakukan oleh bangsanya sendiri bukan oleh bangsa lain, sehingga semangat kebangsaan harus terus ditanamkan sejak dini.

"Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober hari ini, mari kita tanamkan rasa persatuan generasi muda dan pelajar," kata Wapres.

Wapres mengingatkan pula, sebagai bangsa yang baik seharusnya tidak mengolok-olok diri sendiri dan itu tidak akan memberikan kemajuan bagi bangsa Indonesia.

"Otokritik itu bagus tapi tidak bisa terus-menerus. Kalau ada kekurangan mari kita selesaikan bersama tanpa harus mengolok-olok terus menerus, sehingga semangatnya adalah ingin memajukan bangsa," kata Boediono.

Wapres berpesan generasi muda hendaknya tidak saja memiliki tanggungjawab mencari lulus dari sekolah dan kuliah, berkeluarga, dan mencari kerja.

Tapi, kata Boediono, generasi muda harus ikut bertanggungjawab melakukan estafet untuk memimpin bangsa.

"Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena merupakan tanggungjawan dari satu generasi ke generasi yang lain," kata Wapres menambahkan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010