Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi bermagnitudo 5,2 mengguncang wilayah Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu dinihari.

Menurut laman resminya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terpantau di Jakarta, menyebutkan gempa bumi terjadi pukul 02.44 WIB itu tidak berpotensi tsunami.


Pusat gempa terjadi di 9.30 Lintang Selatan (LS) - 119.32 Bujur Timur (BT) berada di laut pada kedalaman 28 kilometer atau berada 18 kilometer Timur Laut Tambolaka.

Gempa bumi itu dirasakan dalam skala MMI III-IV Tambolaka dan III Waikabubak.


Baca juga: Pembangkit gempa Pagai-Mentawai berada di zona sumber gempa potensial

Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) III berarti getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk berlalu.


Adapun skala MMI IV dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,3 mengguncang wilayah timur laut Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa malam (3/8) pukul 20.40 WIB.

Pusat gempa yang terjadi di 8.11 derajat Lintang Selatan dan 124.65 Bujur Timur itu berada di laut pada kedalaman 16 kilometer,

Gempa bumi kerap terjadi di Indonesia karena negara kepulauan terbesar di dunia ini terletak di jalur Cincin Api Pasifik.

Sejumlah wilayah Indonesia pernah dihantam gempa besar. Salah satunya adalah Provinsi Aceh yang pernah dilanda gempa dahsyat dengan magnitudo 9,0 pada 26 Desember 2004.

Gempa 2004 yang berpusat di Samudera Hindia pada kedalaman sekitar 10 km dan terjadi sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh itu diikuti dengan gelombang tsunami setinggi sekitar 20 meter.

Bencana dahsyat yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang ini tidak hanya menyisakan duka bagi rakyat Aceh namun juga bagi banyak warga masyarakat di negara-negara seperti Thailand, India, dan Sri Lanka.


Baca juga: Gempa bermagnitudo 6,0 guncang barat daya Mukomuko
Baca juga: Gempa di barat daya Mukomuko dipicu aktivitas Lempeng Indo-Australia

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021