Selain jenazah juru kunci Gunung Merapi itu, juga dishalatkan dua jenazah lain, yakni Udi Sutrisno dan anaknya Nardi. Udi Sutrisno merupakan adik ipar Mbah Maridjan.
Shalat jenazah diikuti ratusan orang, sehingga memadati auditorium Kahar Muzakkir Universitas Islam Indonesia (UII)yang cukup luas.
Selesai shalat jenazah, Rektor UII Edy Suandi Hamid memberikan sambutan pelepasan ketiga jenazah. Edy mengatakan, keluarga besar UII turut berbelasungkawa atas meninggalnya Mbah Maridjan dan korban meninggal lainnya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang patut dicontoh dari almarhum Mbah Maridjan atau Ki Surakso Hargo, di antaranya memegang amanah secara kuat, ikhlas dalam menjalankan tugas, rela berkorban, dan bertanggung jawab.
Hal itu patut dicontoh dan dijadikan teladan, terutama oleh para pejabat di negeri ini, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik. Mbah Maridjan yang hanya berpendidikan rendah ternyata mampu memberikan teladan bagi orang yang berpendidikan tinggi.
"Insya Allah, arwah Mbah Maridjan dan korban meninggal lainnya diterima di sisi Allah SWT, diampuni dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya," katanya.
Sebelum ketiga jenazah diberangkatkan menuju ke pemakaman, dilakukan doa bersama yang dipimpin Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII Dadan Mutaqin.
Selanjutnya ketiga jenazah dimasukan ambulans untuk dibawa ke pemakaman. Jenazah Mbah Maridjan dimakamkan di pemakaman umum Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Jenazah Udi Sutrisno dan Nardi dimakamkan di pemakaman umum Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringaan, Sleman, bersama beberapa jenazah lain yang menjadi korban erupsi Merapi.
(B015/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010