"Jadi kami lebih senang mengirim warga kami ke sana (Rusun Nagrak). Dan lebih terkendali, lebih terjamin juga," ujar Ali saat ditemui di lokasi Isolasi Terpusat Asrama Universitas Bunda Mulia (UBM Housing) Pademangan, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Isolasi di Rusun Nagrak lebih baik daripada di rumah
Ia mengatakan lokasi isolasi mandiri lain bagi pasien COVID-19, seperti Balai Yos Sudarso (Kantor Wali Kota Jakarta Utara) disiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus COVID-19 di Ibu Kota seperti dua atau tiga pekan sebelumnya.
Selain itu, ada pula Gelanggang Olah Raga (GOR) yang dijadikan lokasi isolasi mandiri (isoman) terkendali di dua lokasi, yakni GOR Tanjung Priok dan GOR Pademangan.
"Nah, kalau pun ada ledakan-ledakan (kasus COVID-19) kayak kemarin, kami antisipasi dengan membuka beberapa (lokasi isoman terkendali). Kami juga ada di Gelanggang Olah Raga (GOR), ada juga di Kantor Wali Kota Jakarta Utara," ujar Ali.
Selain itu, Pemerintah Kota Jakarta Utara juga memiliki lokasi isolasi mandiri terkendali yang berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah, perusahaan swasta, dan unsur masyarakat lainnya.
"Seperti lokasi isoman di UBM Housing yang mampu menampung hingga 600 orang, ini kan adanya di wilayah Jakarta Utara. Jadi kalau ada pengusaha yang bertanggung jawab terhadap karyawannya yang terpapar, bisa menyediakan lokasi isolasi terkendali seperti ini, akan lebih baik," ungkap Ali.
Namun, Ali mengatakan lokasi isolasi yang diutamakan tetap di RSDC-19 Rusun Nagrak. Lokasi isoman terkendali lainnya hanya disiapkan seperti tempat transit bila terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta Utara.
Baca juga: DKI kemarin, ruang isolasi di Rusun Nagrak hingga prediksi kasus aktif
Apalagi di awal pembukaan, Rusun Nagrak itu tidak menerima pasien terkonfirmasi positif COVID-19 lewat hasil usap antigen, namun harus berdasarkan hasil tes usap "PCR".
"Nah, sambil menunggu hasil laboratorium PCR-nya, kami transit di Kantor Wali Kota, tadinya seperti itu. Tapi kan sekarang Nagrak kan juga sudah terima yang antigen. Jadi warga tidak ada perlu transit isolasi lagi, bisa langsung ke Nagrak," tutur Ali.
Untuk isolasi mandiri yang di rumah juga tersedia karena memang penderita COVID-19 memiliki rumah yang representatif sebagai tempat isoman, satu keluarga terpapar COVID-19, dan Satuan Tugas RT/RW-nya bertanggung jawab untuk mengawasi warga selama menjalani isoman.
"Kalau memenuhi syarat ini, oke, (isolasi mandiri) di rumah enggak apa-apa. Tapi kalau memang sulit mengawasi, kami sarankan tetap ke Nagrak. Karena lebih terkendali, itu saja, untuk meminimalisir penularan," kata Ali.
Ali mengatakan di Jakarta Utara saat ini masih ada sekitar 4.000-an kasus positif aktif. Mengingat banyak lokasi isolasi mandiri terkendali yang masih belum terisi, maka Pemerintah Kota Jakarta Utara lebih mengarahkan pasien COVID-19 isolasi terpusat di Rusun Nagrak.
Selain menyediakan lokasi isolasi, capaian vaksinasi di Jakarta Utara juga terus ditingkatkan. Hingga saat ini, sudah 80 persen lebih warga ber-KTP DKI Jakarta yang telah mengikuti vaksinasi dari total warga sebanyak 1.440.089 jiwa.
Baca juga: Anies harap tak tambah lokasi isolasi mandiri lagi
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021