Klaten, Jateng (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan meletusnya kembali Gunung Merapi, sekalipun saat ini ada gejala gunung tersebut aktivitasnya menurun.
"Masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan sekalipun aktivitas Merapi menurun. Saya mengharapkan pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan koordinasi," kata Wapres Boediono saat meninjau lokasi pengungsi di Desa Keputeran, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng, Kamis.
Hadir dalam peninjauan itu Mendiknas M Nuh, Menag Suryadharma Ali, Menteri Peranan Wanita dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, Menpora Andi Mallarangeng serta Gubernur Jateng Bibit Waluyo.
Menurut Wapres, masyarakat hendaknya dapat memenuhi instruksi yang diminta oleh pemerintah agar mau melakukan mengungsi ke tempat yang aman agar dapat terhindar dari bencana.
Wapres mengatakan, sekalipun bencana ini sudah bisa diprediksi namun semua ini adalah kehendak Tuhan dan merupakan rahasia alam yang semua manusia tidak tahu kapan terjadi.
Terkait dengan bencana yang datang bertubi-tubi di Indonesia, Wapres mengatakan bahwa masyarakat harus menerima hal tersebut dan pemerintah seoptimal mungkin akan menangani dengan baik.
Wapres menilai, upaya yang dilakukan pemerintah Jateng dalam menangani bencana sudah baik sehingga mampu mengurangi jumlah korban yang meninggal.
Kepada masyarakat, Boediono berharap agar dapat segera kembali ke tempat semula dan memulai kehidupan yang normal.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan, jumlah pengungsi letusan Merapi di provinsinya mencapai 37.752 orang dengan jumlah meninggal satu jiwa yang dialami bayi berusia enam bulan.
Khusus untuk di Klaten jumlah pengungsi mencapai 4.975 orang dan jumlah itu berangsur sudah berkurang karena banyak yang kembali ke rumahnya masing-masing.
"Sudah ada indikasi bahwa Merapi aktivitasnya mulai berkurang sehingga banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya," kata gubernur.
Dalam kesempatan itu Wapres juga menyaksikan pemberian bantuan Rp1,5 miliar dari BNPB, Rp500 juta dari Kementrian Sosial, dan obat-batan dari Kementrian Kesehatan untuk pengungsi.
(ANT/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010