Guru yang sudah dilatih sekitar 27.054 yang mengikuti webinar, tetapi karena masa pandemi bebannya berat. Siswa yang sudah tersentuh baru 16.000

Jakarta (ANTARA) - Google Indonesia melalui Program Bebras membantu para pengajar di seluruh Indonesia untuk dapat meningkatkan kemampuan mengajar yang saat ini dilakukan secara daring.

“Dengan bangga kami melaporkan bahwa Bebras telah melampaui sasaran itu dan bersama dengan 60 universitas telah melatih lebih dari 27 ribu pengajar di 75 kota. Para pengajar hebat ini berhasil beradaptasi dengan banyak tantangan mengajar online,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam acara “Google for Education” yang diadakan secara daring di Jakarta, Selasa.

Randy menjelaskan dalam program Bebras telah dibentuk sebuah Gerakan Pandai yang telah diluncurkan sejak 2020. Gerakan itu dibuat dengan tujuan dapat meningkatkan daya saing para pengajar di tingkat internasional.

“Pada Februari 2020, kami mengumumkan hibah sebesar satu juta dolar AS kepada Bebras Indonesia untuk melatih keterampilan Computational Thinking pada 22.000 pengajar agar lebih mampu menyiapkan pelajar dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional,” kata dia menjelaskan soal Gerakan Pandai.

Melalui program Bebras yang sudah diperbarui oleh Google tersebut, para pengajar diajarkan untuk melatih keterampilan Computational Thinking (CT), yang dapat diterapkan kepada para murid saat pembelajaran daring berlangsung, ujar Randy.

Ketua Bebras Indonesia Inggriani Liem mengatakan sebanyak 27.054 pengajar telah mengikuti webinar dalam pelatihan tersebut.

Baca juga: Produksi laptop ChromeBook berpeluang buka ribuan lapangan kerja baru

“Guru yang sudah dilatih sekitar 27.054 yang mengikuti webinar, tetapi karena masa pandemi bebannya berat. Siswa yang sudah tersentuh baru 16.000,” kata Inggriani.

Inggriani menjelaskan pihaknya harus melakukan penyesuaian dengan merubah semua bentuk kegiatan pelatihan tersebut ke dalam bentuk daring akibat dampak dari COVID-19 saat ini.

Ia mengungkapkan, pelatihan tersebut mampu memberikan dampak positif berupa melatih cara berpikir dalam mengenali struktur dan logika.

“CT bukan sekadar menjawab soal online, tapi membaca dan menyimak kejadian sehari-hari. Menstrukturkan apa pun yang dilihat, komposisi seperti apa, ada pattern seperti apa. Itu kan semacam latihan berpikir mengenali struktur dan logika,” katanya.

Kepala Sekolah dari SMP Damian Bandung Connieta Theotirta mengatakanmelalui pelatihan tersebut, guru dapat menyadari bahwa setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan.

“Jadi anak-anak itu jawaban mereka bisa sama, tapi cara berpikirnya yang berbeda. Karena tidak ada yang benar atau salah. Namun itu yang membuka pola pikir seseorang yang mana di masa sekarang ini sangat diperlukan,” kata Connieta.

Melalui pembelajaran seperti itu, Connieta mengatakan jawaban para murid membuat pengajar merasa tertantang untuk berpikir lebih kreatif lagi dalam mengajar. Sedangkan anak-anak tidak akan merasa terbebani dalam menjawab sebuah soal yang diberikan, sehingga membuat aktivitas belajar menjadi seperti bermain gim.

Baca juga: 3.249 pengajar di Indonesia telah tersertifikasi oleh Google Indonesia

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021