Kudus (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), Jawa Tengah, Rabu, menggelar latihan membuat batik tulis dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMK Faisol Hadi, sebagian besar mahasiswa memang belum pernah mengetahui cara membuat batik tulis, termasuk sejumlah peralatan membatik.

"Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kami mencoba mengangkat seni membatik yang merupakan salah satu produk khas Tanah Air yang mulai ditinggalkan oleh generasi mudanya," ujarnya.

Dengan adanya kegiatan seni membatik ini, dia berharap, generasi muda, khususnya para mahasiswa mengenal cara membatik sekaligus langkah awal agar mereka mulai menyukai batik, terutama batik khas Kudus yang ada sejak puluhan tahun.

"Kegiatan ini melibatkan ahli batik asli Kudus, sehingga sentuhan batik khas Kudus juga lebih kental," ujarnya.

Hasil karya para mahasiswa tersebut, katanya, akan dibuatkan bingkai sebagai kreasi dan aksi moral generasi muda untuk melestarikan batik.

"Selain itu, hasil karya tersebut nantinya akan dipakai sendiri oleh pembuatnya," ungkapnya.

Mayoritas mahasiswa yang ditemui, mengaku baru kali pertama memegang canting dan mengetahui sejumlah bahan yang digunakan untuk membuat batik tulis.

Meskipun Kudus memiliki batik khas Kudus sejak puluhan tahun, ternyata mereka baru mengetahui motif khas Kudus karena di sekolah tidak ada pelajaran khusus tentang batik.

Humas UMK Zamhuri menilai, aksi simpatik para mahasiswa membuat batik tulis tersebut merupakan reaktualisasi dalam memperingati Sumpah Pemuda.

"Setidaknya, dapat merubah budaya pemuda yang sarat dengan imitasi produk yang populer," ujarnya.

Terlebih lagi, kata dia, budaya pemuda era sekarang lebih menyukai model berpakaian yang lebih modern dan menganggap pakaian batik kurang modis.

"Mudah-mudahan, aksi ini semakin menyadarkan mahasiswa untuk ikut melestarikan warisan ratusan tahun itu dengan membiasakan diri dalam berpakaian dengan motif batik," ujarnya.

Sementara itu, Budayawan Kudus Mukti Sutarman menilai, budaya Indonesia dinilai patut segera diselamatkan, terutama seni batik. "Masyarakat diminta tidak hanya memakai saja, namun mereka juga harus mampu memproduksi sehingga tetap eksis di tengah masyarakat modern," ujarnya.

Menurut dia, upaya melestarian batik bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui jalur pemerintahan maupun masyarakat.

"Kami berharap, Pemkab Kudus mampu membuat kebijakan terhadap PNS agar menggunakan pakaian seragam batik khas Kudus agar eksistensi batik khas Kudus tetap terjaga," ujarnya. (AN/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010