Surabaya (ANTARA News) - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci membawa misi memperat hubungan kerja sama antara TNI Angkatan Laut (AL) dengan Angkatan Laut India.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut Yayan Sugiana di Surabaya, Rabu, mengatakan, peningkatan hubungan kerja sama itu terlihat dari singgahnya KRI Dewaruci di Pelabuhan Mumbai, India, dalam perjalanan pulang dari muhibah ke sejumlah negara di Eropa.

"Bahkan, para perwira AL India merasa tersanjung dan terkagum-kagum saat Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Suharto membawakan lagu India berjudul "Kuch-Kuch Hota Hae"," katanya.

Para perwira AL India tidak menyangka komandan KRI Dewaruci itu mampu menyanyikan lagu India yang pernah populer di Tanah Air pada awal 2000-an.

"Ini malam yang indah dan spesial dalam hubungan kerja sama kami dengan TNI-AL," kata Leutenant Commander S.B. Nath, perwira AL India sebagaimana ditirukan Yayan.

Sementara itu, Panglima Armada Barat AL India, Laksamana Madya Pradeep Chauhan, menekankan pentingnya mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik yang sudah terjalin selama ini.

"Tidak hanya melalui Operasi Indindo (India-Indonesia), tapi juga melalui pertukaran pelatihan kadet dan budaya, seperti kunjungan KRI Dewaruci ini," katanya dalam siaran pers yang dikirimkan Dispen Koarmatim itu.

Kedua negara memiliki hubungan historis dalam armada lautnya. Bahkan, nama Dewaruci dan semboyan TNI-AL, "Jalesveva Jayamahe" berasal dari Bahasa Sansekerta yang merupakan bahasa ibu masyarakat India.

Selama berada di Mumbai, awak KRI Dewaruci menyuguhkan beberapa tari tradisional, seperti Tari Perang (Papua), Tari Rantak (Sumatera Barat), Tari Saman (Aceh), Reog Ponorogo, dan Rampak Gendang.

Mumbai menjadi kota ke-28 dari 29 kota yang dikunjungi KRI Dewaruci pada Sail 2010 ini. Sebelum kembali ke Tanah Air, KRI Dewaruci akan singgah di Kolombo, Sri Lanka.

Sesampainya di Tanah Air, Komandan KRI Dewaruci Letkol Suharto akan menyampaikan pesan kepada pimpinan TNI-AL bahwa dalam melakukan perjalanan muhibah ke luar negeri pada tahun-tahun mendatang, KRI Dewaruci sebaiknya mengambil jalur alternatif melalui negara-negara di kawasan Asia Selatan, seperti India, Oman, Arab Saudi, Pakistan, Iran, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Sri Lanka.

"Sebelumnya perjalanan muhibah selalu melalui Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh. Padahal, negara-negara di kawasan Asia Selatan selalu menarik untuk dikunjungi," katanya. (M038/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010