Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan tidak ada pemakaman khusus bagi "abdi dalem" keraton, seperti Mbah Maridjan yang meninggal terkena awan panas Gunung Merapi.

"Tidak ada pemakaman khusus untuk `abdi dalem` Mbah Maridjan, karena jenazahnya sudah diambil keluarganya, dan rencananya Kamis dimakamkan bersama-sama jenazah korban meninggal lainnya," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi selama ini memang sulit untuk diajak mengungsi setiap Gunung Merapi memasuki fase erupsi.

"Itulah wujud tanggung jawab dia sebagai juru kunci yang selalu menjaga Gunung Merapi," katanya.

Sultan HB X mengatakan hal tersebut ketika mengunjungi Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, di mana sejumlah korban yang mengalami luka bakar masih dirawat di rumah sakit ini, dan beberapa korban yang meninggal diidentifikasi.

Ada beberapa anggota keluarga menshalati jenazah Mbah Maridjan di ruang Instalasi Forensik Rumah Sakit Sardjito.

Menurut keluarga, jenazah Mbah Maridjan akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis pukul 10.00 WIB.

TPU itu berjarak sekitar 2,5 kilometer dari tempat tinggal Mbah Maridjan, Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.
(E013/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010