Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Tiga dusun di Kelurahan Jangkaremas, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, terisolir akibat dua jembatan putus dihantam banjir badang.
"Ada sekitar ratusan kepala keluarga, di RT 12 Dusun Ayek Salak Kelurahan Jangkar Mas, Kecamatan Dempo Utara, masih terisolasi, mengingat dua jembatan utama menuju pemukiman tersebut hanyut dihantam banjir bandang," kata Ketua RW 02 Dusun Jabatakar, Kelurahan Jangkarmas, Kecamatan Dempo Selatan, Saludin, di Pagaralam, Rabu.
Dia mengatakan, kalau kondisi surut warga cukup menyebrangi sungai Selangis meskipun arus sangat deras, belum lagi kondisi sungai yang berbatu dan sangat membahayakan keselamatan warga.
"Mengingat jembatan yang hanyut tersebut belum dilakukan perbaikan oleh pemerintah, sehingga akses menuju pemukiman warga tersebut harus setip hari menyeberang sungai dan mengandalkan jembatan darurat dari bambu. Sementara untuk kendaraan bermotor tidak dapat dilakukan," kata dia.
Ia mengatakan, saat ini untuk mengangkut hasil pertanian terpaksa menggunakan tenaga manusia sejak jembatan putus.
"Jembatan ini merupakan jalur ekonomi bagi warga di tiga dusun tersebut, jadi sejak mengalami kerusakan aktifitas cukup terganggu," ungkapnya.
Senada diungkapkan, Kiman, Warga Dusun Ayek Salak, warga tiga dusun itu sangat kesulitan untuk mengangkut hasil pertanian, mengingat jembatan yang hanyut dihantam banjir bandang belum dilakukan perbaikan.
"Padahal sarana transportasi merupakan jalur utama yang merupakan akses ketiga dusun tersebut untuk mencapai pusat kota Pagaralam. Kami mengurangi untuk bepergian jika permukaan air sungai naik, mengingat arus air sangat deras dan terdapat bebatuan cadas," ungkap dia lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Yurnali didampingi Kabid Bina Marga, Edy Thamrin, memang ada tiga unit jembatan di daerah itu putus dan hanyut terbawa banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Memang akibat banjir itu ada ratusan hektare tanaman padi rusak dan terendam banjir. Kita sudah melakukan pengecekan untuk melihat langsung kondisi kerusakan pasca banjir bandang tersebut. Kita sudah ajukan perbaikan akan dilakukan 2011 mendatang," ungkapnya. (ANT-127/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010