Padang (ANTARA News) - Kapal Pesiar Freedom III, mendapat julukan is number one, itulah sebutan oleh warga Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang selamat setelah dihantam tsunami dan sempat bertabrakan dengan Kapal Pesiar Southern Cross, saat terjadi tsunami pascagempa 7,2 SR di laut lepas Samudera Hindia, Senin malam sekitar am 21.40 WIB.
Guncangan gempa telah mengejutkan warga dan rumahpun mulai rubuh, dan hanya hitungan belasan menit muncul gelombang tinggi membuat warga semakin panik yang bermukim, khususnya di 13 desa di pinggir pantai Pagai Selatan, satu dari empat pulau besar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, bagian daerah yang berada di paling ujung wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia (Samudera Indonesia).
"Kami ketika itu, baru saja menurunkan jangkar di tengah laut untuk beristirahat, setelah pada sore hari para wisataan itu menyelesaikan kegiatan berselancar di kawasan laut Pagai Selatan," kata Dedek, satu dari anak buah kapal (ABK) Freedom III, yang selamat itu..
Saat gulungan ombak hingga ketiggian delapan meter itu, para awak kapal baru merebahkan badannya ke tempat tidur, banyak di antara abk dan wisatawan asal Australia tak tahu datangnya bencana dahsyat itu.
Gulungan ombak besar tersebut menghantam kapal, hingga tertarik beberapa meter ke bibir pantai, melihat air surut beberapa meter, namun datang lagi gulungan ombak menjadi kapal maju mundur, angin ketika itu juga sangat kencang,"katanya.
Para awak kapal yang baru merebahkan badanya ke tempat tidur mengira sang Kapten membawa Kapal Pesiar, ternyata telah terjadi gulungan ombak yang sangat besar menghantam.
"Ketika gulungan ombak besar menghantam kapal, para ABK cepat keluar untuk menarik jangkar, takut sesuatu terjadi jika tidak menarik jangkar ke kapal, saat menarik jangkar gulungan ombak juga menghantam, kami kewalahan, terpaksa memutus rantai jangkar," katanya.
Kapal Pesiar ketika dihantam gulungan ombak besar ditengah laut Pagai Selatan, bak orang bermain selancar saja mengikuti gulungan ombak tersebut, sedangkan posisi Kapal Pesiar Southern Cross berada sekitar 20 meter dengan kapal kami.
"Di tengah hantaman gulungan ombak besar ketinggian air mencapai delapan meter, terjadilah tabrakan dengan Kapal Pesiar Southern Cross yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari depan kapal kami," katanya.
Tabrakan tak dapat dihindari, posisi kapal Freedom III tidak terlau jauh dengan Kapal Pesiar Southern Cross berisi penumpang beberap orang warga Australi juga selasi berselancar.
Kapal Pesiar Freedom III menabrak dinding Kapal Pesiar Southern Cross persis dekat tabung gas yang ukuran sangat besar, juga ada beberapa liter bahan bakar jenis bensin dalam jerigen.
"Ledakan pun besar terjadi langsung menyambar bensi tersebut," kata Dedek beruraikan air mata, selamat dari maut.
Para awak Kapal Pesiar Southern Cross berhamburan serta meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri tidak sempat memakai baju pelampung, saat terjadi ledakan ketika akibat tabrakan dengan Kapal Pesiar Freedom III
"Untunglah sang kapten Kapal Pesiar Freedom III tidak kehilangan akal, langsung membawa kapal hingga lautan Samudra Hindia untuk menghindari percikan api akibat ledakan dari Kapal Pesiar Southern Cross, disaat gulungan ombak besar," katanya.
Gulungan ombak besar terjadi selama tiga jam ketika tabrakan dengan Kapal Pesiar Southern Cross, kapal dapat bersandar kembali setelah tiga jam digulung ombak besar yang mencapai delapan meter. Kami kembali Resor Macaroni yang berada di Kepulauan Pagai Selatan.
Saat kapal kami merapat kaget melihat sebagian bangunan Resor Macaroni bertingkat dua sudah rusak akibat dihantam ombak saat terjadi gempa dan Tsunami, beberapa perkampung sudah hancur.
"Kami tidak ada melihat warga yang berada di sekitar perkampungan Pulau Pagai Selatan," katanya.
Ka.Pos.Pol Air Wilayah Padang, AKP.Firdaus, mengatakan Kapal Pesiar Freedom III, yang tabrakan dengan Kapal Pesiar Southern Cross, telah kembali ke Kota Padang.
"Kapal tersebut telah bersandar di Pelabuhan Bungus, Kota Padang pada Rabu (27/10) sekitar pukul 05.00 WIB, dengan membawa anak buah kapal (ABK), serta penumpang Southern Cross yang selamat,"katanya.
Para ABK Southern Cross mengalami luka bakar pada bagian tangan serta bahu, menjalani perawatan disalah satu rumah sakit." Sedangkan, wisatawan dari Australia telah dibawa oleh agen perjalanan," kata Firdaus.
Saat ini Tim SAR sedang melakukan pencarian terhadap warga yang hilang dan tewas akibat gempa dan Tsunami yang terjadi di Kabupaten Mentawai, beberapa kapal besar sudah membawa bantuan bagi korban gempa dan tsunami.
(ANT/P003)
Oleh Oleh Derizon Yazid
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010