Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan, pihaknya telah mengeluarkan ashtam yakni informasi kepada dunia penerbangan dan otoritas bandara terkait kondisi sebelum dan sesudah Gunung Merapi, meletus pada Selasa (26/10).
"Demi keselamatan penerbangan, Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub sudah mengeluarkan astham sejak kemarin (26/10)," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Perhubungan, Bambang S. Evan saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ashtam adalah sejenis notam (notice to airman) seri khusus dengan format tertentu yang berisi tentang perubahan aktivitas gunung berapi, erupsi dan awan abu yang berpotensi berpengaruh terhadap pengoperasian pesawat.
"Informasinya dapat menggunakan warna mulai dari kuning hingga merah. Untuk status Merapi sesaat setelah erupsi merah dan sebelumnya kuning," katanya.
Ashtam ini, lanjut Bambang, sasaran utamanya adalah dunia penerbangan (domestik dan internasional) dan otoritas bandara terdekat, dalam hal ini Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.
Selain itu, dalam ashtam tersebut, juga terdapat informasi jalur penerbangan dan wilayah udara yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. "Jadi, ada info tentang wilayah udara yang terkena dampak (FIR-Affected) dan Air-Route (rute penerbangan) yang aman," katanya.
Namun, Bambang mengakui, sampai saat ini, pihaknya belum menerima informasi adanya gangguan penerbangan dari dan ke Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta ketika Merapi meletus dan sesudahnya.
Humas PT Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan saat dihubungi terpisah juga membenarkan, operasional Garuda dari dan ke Yogyakarta, tidak ada masalah sejak meletusnya Merapi (26/10).
"Kita koordinasi terus dengan pihak terkait, terutama BMKG dan otoritas bandara dan Alhamdulillah sampai sekarang lancar-lancar saja. Frekuensi Jakarta-Yogyakarta delapan kali pulang pergi per hari, tetap terlayani dengan baik," kata Ikhsan.
Sekjen INACA, Tengku Burhanudin saat dihubungi juga melontarkan hal yang sama. "Lancar-lancar saja dan belum ada laporan yang signifikan dari operator setelah Merapi meletus," katanya.
(E008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010