London (ANTARA News) - Ketua kampanye Piala Dunia 2018 Inggris memastikan, Selasa, bahwa mereka telah mengeluarkan protes resmi menyusul sejumlah komentar yang melecehkan London yang dilakukan oleh pesaing mereka, Rusia.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan harian olahraga Rusia, Sports Express, ketua penawaran Piala Dunia 2018 Rusia, Andrei Sorokin, mengatakan bahwa London merupakan kota dengan kriminalitas tinggi serta para pemudanya banyak bermasalah dengan alkohol, dan itu dianggap melanggar aturan FIFA karena menjelek-jelekkan pesaing.

Namun, Sorokin meminta maaf atas pernyataannya itu sekalipun mengatakan bahwa selorohnya itu nyata. Hal ini mendorong para pejabat Inggris mengajukan protes terhadap pernyataan Sorokin tersebut kepada FIFA pekan lalu.

"Kami bisa pastikan sebuah protes telah diajukan kepada FIFA," kata seorang jurubicara dari penawaran Inggris.

Pejabat Inggris yakin Sorokin akan mencari permintaan maaf resmi daripada kasusnya didengar oleh komite eksekutif FIFA menjelang pemungutan suara yang berlangsung pada 2 Desember untuk memutuskan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Komisi etika FIFA telah menyelidiki tentang korupsi dalam persaingan penawaran Piala Dunia setelah sebuah suratkabar merekam dua pejabat melakukan transaksi perdagangan suara.

Dalam keterangan awal bulan ini, Sorokin telah memberi gambaran tentang kebobrokan London dan itu adalah masalah sosial.

"Kami tidak ingin cekcok, meskipun kami banyak bicara, itu bukan rahasia lagi, sebagai contoh bahwa London memiliki tingkat kriminalitas tinggi bisa dibandingkan dengan kota-kota Eropa lainnya, dan para remajanya terkenal paling konsumtif terhadap alkohol," kata Sorokin.

Sorokin juga mengatakan bahwa Rusia tidak punya masalah tentang rasis setelah sebuah spanduk yang dibentangkan oleh para pendukung Lokomotiv Moscow memperlihatkan bahwa para pendukung setuju menjual pemain internasional Nigeria Peter Odemwingie ke klub Inggris West Browmwich Albion.

Spanduk tersebut bertuliskan "terimakasih West Brom" dan Sorokin mengatakan para pendukung Inggris tidak toleran, mengutip para pendukung Manchester United yang membakar sebuah bendera Bintang dan Garis di Old Trafford untuk memprotes klub yang dimiliki warga AS tersebut.

"Kami bisa katakan tentang keburukan toleransi dan kebencian etnis yang dilakukan pendukung Inggris, tapi kami tidak bersikap seperti seseorang yang selalu mengatakan sesuatu yang buruk tentang tetangga negaara mereka," kata Sorokin layaknya dikutip AFP.
(Uu.A020/A016/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010