Melalui keterangannya pada Selasa, "Bercumbu" menceritakan tentang krisis seperempat kehidupan yang dilalui oleh Mariani.
"Dalam perjalanan kehidupan, sering kali kita dihadapkan pada berbagai macam emosi, terutama saat menginjak usia 25 tahun. Keputusan-keputusan hidup sekaligus pengalaman yang dialami sering kali membuat banyak manusia mengalami kesedihan yang bertubi-tubi," kata dia.
Baca juga: NDX AKA dan DJ Nofin Asia hadirkan unsur rap dan koplo remix di JOOX
Mariani sendiri kini telah berhasil menemukan solusi akan hal tersebut melalui kegiatan travelling yang dia lakukan. Lewat pengalaman tersebut, Mariani percaya bahwa kejutan akan selalu datang dan berjuang untuk menjalani hidup setiap hari adalah anugerah yang indah.
Keragaman ini jugalah yang membuat Mariani selalu melihat dunia lebih dalam dan luas.
Mariani sering meluapkan pandangannya dalam sebuah puisi. Hal ini yang membuat Mariani memantabkan diri mengembangkan puisi-puisinya yang berdasarkan pengalaman pribadi ke dalam bentuk lagu dan dirangkai oleh Mariani ke dalam sebuah EP.
Dalam pembuatan EP ini, Mariani turut dibantu oleh beberapa nama besar di dunia musik. Mulai dari Vinson Vivaldi sebagai pengisi musik, Petra Sihombing sebagai pengisi gitar dan penulis lagu, dan Yosua Jose sebagai pengisi perkusi. Ada juga Vinson Vivaldi juga menjadi produser, dan mixing oleh David Erdidan serta mastering oleh Ibo.
Lewat EP Perdananya ini, Mariani ingin menyampaikan bahwa tiap manusia akan selalu menghadapi masalah, mulai dari percintaan, teman, atau bahkan dengan dirinya sendiri.
"Melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Jadi, menurut Mariani, mencari solusi dan bangkit kembali untuk menghadapi liku-liku dunia adalah sesuatu yang patut diperjuangkan," kata musisi keturunan Tionghoa tersebut.
Baca juga: "Sinden Idol" pacu regenerasi di tengah persaingan seni budaya global
Baca juga: DK Management ajak melenial teruskan Didi Kempot populerkan lagu Jawa
Baca juga: Alasan Anggun Pramudita pilih dangdut berbahasa Jawa
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
