"Kami minta para pekerja memanfaatkan program pinjaman uang muka perumahan (PUMP) agar dana yang tersedia tidak sia-sia," kata Kepala Bidang Pemasaran PT Jamsostek Cabang Bengkulu Imam Saputra, Selasa.
Hal itu juga menyikapi minimnya minat peserta Jamsostek di daerah itu memanfaatkan program PUMP sehingga dana yang tersedia untuk kegiatan tersebut belum tersentuh sama sekali, meski program mulai dilaksanakan sekitar Desember 2009.
Ia mengatakan PUMP merupakan program kerja sama antara PT Jamsostek dan dua bank milik pemerintah untuk membantu pekerja agar bisa memiliki rumah dengan membantu memberikan pinjaman uang muka.
"Total dana pinjaman yang disiapkan mencapai Rp20 juta dengan angsuran selama 10 tahun," katanya.
Syarat yang ditentukan di antaranya terdaftar sebagai peserta Jamsostek aktif minimal satu tahun, belum memiliki rumah, upah yang dilaporkan maksimal Rp5 juta.
"Sementara untuk persyaratan perusahaan juga telah terdaftar minimal satu tahun, dan aktif administasi kepesertaan dan iuran program Jamsostek,"katanya.
Dia menerangkan sejak berjalannya program tersebut, hanya sekitar 10 orang pekerja yang datang untuk berkonsultasi terkait mekanisme pencairan dana tersebut.
Minimnya standar upah minimun provinsi (UMP) di daerah ini membuat para pekerja tersebut enggan melanjutkan upaya untuk memperoleh dana tersebut.
"Standar UMP di sini hanya Rp870.000, sementara angsuran yang ditetapkan berkisar Rp500.000 perbulan. Mungkin karena dasar itu mereka tidak datang lagi, "katanya.
Hingga kini total perusahaan yang ikut serta dalam program Jamsostek untuk wilayah Bengkulu dan Kabupaten Musi Rawas serta Kota Lubuk Linggau mencapai 740 perusahaan dengan total pekerja peserta sebanyak 23.000 orang.
(ANT148/I016)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010