Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi ditangani pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sleman.

Sultan HB X mengatakan hal itu ketika mengunjungi Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman, yang menjadi tempat perawatan sejumlah korban awan panas Merapi.

Ia mengatakan saat ini bantuan medis juga sudah dikerahkan optimal untuk menangani korban awan panas gunung itu.

Usai mengunjungi korban di RS Panti Nugroho, Sultan HB X bergegas menuju desa yang warganya banyak yang menjadi korban awan panas Merapi.

Sementara itu, sebanyak 14 korban awan panas Gunung Merapi hingga Selasa pukul 23.00 WIB masih dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Sedangkan korban meninggal teridentifikasi bernama Sugiman warga Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, dan satu korban lagi yang meninggal belum teridentifikasi," kata salah seorang relawan, Bambang yang ikut membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Panti Nugroho, Pakem.

Menurut dia, Sugiman saat dibawa ke rumah sakit masih hidup, tetapi tidak lama kemudian nyawanya tidak tertolong.

"Kemungkinan masih ada korban meninggal lainnya yang belum dapat dievakuasi, karena sejumlah relawan bersama tim SAR dan TNI serta Polri masih melakukan penyisiran di beberapa desa yang diterjang awan panas," katanya.

Sementara itu, menurut salah seorang dokter di RS Panti Nugroho, dr Adi, dari 14 korban yang dirawat di rumah sakit ini, beberapa di antaranya harus dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta, karena mengalami luka bakar lebih dari 40 persen.

Menurut dia, korban awan panas Merapi sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Selasa malam, mengatakan, Gunung Merapi (2.965 mdpl) sudah masuk fase erupsi.

Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali.

Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB.
(ANT158/M008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010