Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kota Cerdas (Smart City) harus pintar dalam menciptakan peluang untuk masyarakat di wilayahnya.
“Smart City harus pintar menciptakan peluang di tengah berbagai kekurangan dan potensi yang ada,” kata Laksana Tri Handoko di Pembukaan Kegiatan Riset dan Rating Transformasi Digital dan Kota Cerdas, Senin.
Kota Cerdas, bagi Handoko, seharusnya diukur dari kemampuan para pengelola kota dan warganya dalam mengolah informasi yang sudah menjadi data dan meningkatkan pemanfaatan data tersebut untuk kesejahteraan bersama.
Poin menciptakan peluang merupakan salah satu indikator dari Kota Cerdas yang diharapkan, kata Handoko.
Baca juga: Apeksi fokus pada SDM untuk "Smart City"
Keberhasilan dalam menciptakan peluang akan memunculkan berbagai inovasi dan mengembangkan ekosistem yang kolaboratif di antara berbagai sektor. Handoko mengambil contoh autonomous individual mobility system (AIMS) yang diimplementasikan di tempat-tempat pariwisata. AIMS merupakan alat transportasi otomatis dan menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya.
Jadi bukan masalah adopsi teknologi pintar semata, juga adopsi teknologi pintar merupakan aspek penting dalam pengembangan Kota Cerdas selama dilakukan dengan bijak dan sesuai kebutuhan, kata Kepala BRIN ketika memberikan pemaparan. .
Selanjutnya, peluang-peluang yang diciptakan pun seharusnya dapat diimplementasikan berdasarkan kondisi yang ada dan bukan menunggu kondisi yang ideal. Justru, peluang tersebut diciptakan untuk mengubah kondisi yang ada menjadi kondisi yang ideal.
Selain mengukur dari kemampuan menciptakan peluang, Handoko juga menjadikan kemampuan pemerintah menciptakan kebijakan berbasis data sebagai indikator dari Kota Cerdas.
Baca juga: Menteri PPN: "Smart City" tidak selalu diawali infrastruktur digital
“Bukan membuat kebijakan yang berbasis preferensi politik atau untuk menyenangkan orang,” tutur Handoko menegaskan.
Ia meyakini bahwa kebijakan publik yang diciptakan berdasar data merupakan kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk kepentingan jangka panjang.
Dalam praktiknya, Handoko melanjutkan, mungkin akan ada yang keberatan dan tidak senang terhadap kebijakan tersebut. Namun, sebuah Kota Cerdas harus mampu mengutamakan kepentingan jangka panjang ketika membuat kebijakan.
Kemampuan kota menciptakan peluang dan mengambil keputusan berdasarkan data merupakan dua indikator Kota Cerdas bagi Handoko.
Baca juga: Kominfo perluas inisiasi 48 Kota Cerdas di Indonesia
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021