Kalau mensturasi, vaksinasi apapun boleh. Mau vaksin untuk flu, mau vaksin COVID-19 atau HBV (hepatitis B) itu boleh. Hanya anak-anak yang tidak boleh vaksin itu kalau demam

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr. Yulianto Santoso Kurniawan, Sp.A mengatakan bagi anak yang sedang mengalami menstruasi diperbolehkan untuk disuntik vaksin.

“Kalau mensturasi, vaksinasi apapun boleh. Mau vaksin untuk flu, mau vaksin COVID-19 atau HBV (hepatitis B) itu boleh. Hanya anak-anak yang tidak boleh vaksin itu kalau demam,” kata Yulianto dalam bincang-bincang soal Pencegahan dan Vaksin COVID-19 Pada Anak daring di Jakarta, Senin.

Yulianto mengatakan suhu tubuh normal manusia itu ada pada kisaran 36,5 sampai 37,5 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh anak lebih dari itu, maka anak tidak diperbolehkan untuk melakukan vaksinasi.

Ia menjelaskan bahwa efek samping setelah vaksinasi merupakan hal yang wajar dan berupa efek ringan jika dirasa nyeri di area yang disuntik, bengkak atau mengalami demam.

“Artinya efek samping yang paling bisa muncul itu di tempat suntikan. Bisa sakit, bisa bengkak, bisa gatal. Nah efek samping lain yang bisa dirasakan adalah demam,” katanya.

Baca juga: UAE akan mulai vaksinasi anak-anak berusia 3-17 tahun
Baca juga: Puluhan anak berkebutuhan khusus ikut vaksin COVID-19 di Jakarta Utara

Sementera itu, Spesialis Perlindungan Anak Wahana Visi Indonesia (WVI) Nelly Sembiring mengatakan vaksinasi merupakan bentuk pencegahan yang dapat dilakukan untuk melindungi anak dari risiko yang lebih besar akibat COVID-19.

“Kalau perlindungan anak itu ada dua kata kunci, mencegah atau merespon segera. Jadi kalau kita lihat di situasi pandemi sekarang ini, semua yang diusahakan ya prokes, vakasin gitu ya, dan kegiatan 3T (Testing,Tracing,Treatment). Ini adalah untuk pencegahan,” kata Nelly menjelaskan soal pencegahan tertular COVID-19 salah satunya dengan protokol kesehatan (prokes).

Nelly menegaskan sebelum seorang anak melakukan vaksinasi, orang tua harus memastikan dirinya untuk mendapatkan suntik terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan contoh pada anak agar mengetahui bahwa vaksin itu baik dan aman.

“Saya mau menambahkan keterangan dari dokter, kalau jangan jadikan anak sebagai tumbal. Pastikan orang tua divaksin terlebih dahulu untuk memberikan contoh, baru ke anak-anaknya,” katanya.

Baca juga: Unifam vaksinasi 3.000 anak melalui program "Vaksin Ceria"
Baca juga: 10.000 es krim dibagikan beri keceriaan di 2 sentra vaksinasi Jakarta

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021