Klaten (ANTARA News) - Gunung Merapi mulai meluncurkan awan panas ke arah timur ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, setelah mengalami peningkatan intensitas guguran material bebatuan sejak Selasa sore.
"Awan panas mulai muncul sekitar pukul 17.15 tadi sehingga membuat para warga empat desa yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana III panik dan mulai merapat ke titik kumpul pengungsian setempat," kata Penasehat Paguyuban Sabuk Gunung (Pasag) Merapi, Sukiman, di Klaten, Selasa.
Dia menjelaskan awan panas primer mengarah ke Sungai Gendol dan masih terus keluar dari puncak gunung hingga pukul 18.00 dengan volume yang makin membesar.
Selain itu, kata Sukiman, hujan abu mulai terjadi di Lintas Merapi, Deles, beberapa saat setelah munculnya awan panas.
Para warga, lanjutnya, sulit memantau munculnya awan panas karena pada saat bersamaan hujan deras mulai mengguyur.
"Sebenarnya warga telah waspada dan memantau aktivitas Merapi dari luar rumah mereka namun hujan lebat membuat Merapi tertutup kabut dan tidak dapat terpantau," katanya.
Sebelumnya, lanjut Sukiman, guguran material bebatuan dari puncak Merapi mulai meningkat dengan intensitas setiap lima menit sekali.
"Guguran material semakin sering dan mengarah ke Sungai Woro," katanya.
Sukiman mengatakan warga Desa Balerante dan Sidorejo yang masuk dalam KRB III telah mengungsi ke gedung Sekolah Dasar Sidorejo 2 yang berlokasi di dekat balai desa setempat.
Seluruh warga, lanjutnya, dievakuasi secara mandiri menggunakan armada angkutan dari Tim Siaga Desa Sidorejo karena armada evakuasi dari Pemerintah Kabupaten Klaten belum sampai di lokasi.
Sementara itu, Sukiman mengatakan pihaknya belum dapat berkomunikasi secara langsung dengan tim siaga desa Tegalmulyo dan Kendalsari terkait proses evakuasi warga kedua desa tersebut.
"Seluruh alat komunikasi yang menghubungkan kami dengan Tegalmulyo dan Kendalsari terputus," katanya. (ANT/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010