Tangerang (ANTARA News) - Banjir yang melanda empat sekolah di Tangerang Selatan, Banten, mengakibatkan kerugian hingga mencapai Rp 300 juta.

"Untuk perkiraan sementara kerugian sekitar 300 juta untuk kerusakan pada buku mata pelajaran dan peralatan sekolah lainnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, Dadang Sofyan di Tangerang Selasa.

Keempat sekolah tersebut adalah SD Serua I, SD Serua 4, SMP 5 Tangerang Selatan dan SMK 2 PGRI.

Semuanya mengalami banjir hingga ketinggian satu meter pada hari Senin, (25/10) lalu.

Diungkapkannya, untuk SD Serua 1 dan Serua 4 yang jaraknya berdekatan, air masuk ke dalam ruang kelas dan kantor hingga merendam ribuan buku serta pakaian sekolah dan peralatan lainnya.

Bahkan, dari keterangan yang didapat, terdapat korban luka akibat peristiwa tersebut sebab tembok pembatas sekolah dengan rawa yang berada di belakang roboh.

"Ada dua orang yang luka. Sedangkan buku kira-kira ada sekitar 2500 buku pelajaran dari kedua sekolah yang basah," katanya menjelaskan.

Akibat peristiwa tersebut, 12 kelas dari kedua sekolah serta 315 siswa dari sekolah SD Serua 4 dan 370 siswa dari SD Serua 1 terpaksa diliburkan.

"Karena ruang kelas kotor dan buku pun basah, kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu diliburkan dengan alasan karena ruangan tidak memungkinkan dipakai," katanya.

Sementara itu, sekolah SMK 2 PGRI mengalami banjir yang membuat ruang kelas kotor dan tidak bisa digunakan untuk aktifitas belajar mengajar.

"Sekolah sangat dekat dengan kali sehingga air mudah masuk ke dalam. Apalagi, kondisi sekolah berada di bawah dari permukaan jalan sehingga menjadi titik akhir dari aliran air," katanya.

Sedangkan untuk sekolah SMP 5 Tangerang Selatan, air hanya masuk ke dalam ruang kelas. Karena bangunan sekolah sudah ditinggikan, sehingga air sangat cepat dibersihkan meski kegiatan belajar mengajar sempat tertunda.

"Disini bersebelahan langsung dengan kali Angke. Jadi, air cepat meningkat ketika debit air bertambah.

Namun, sudah dapat diatasi dengan mesin penyedot air," katanya.

Dari kejadian tersebut, pihaknya akan membuat laporan yang disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten dan pusat untuk mendapat bantuan untuk buku yang rusak serta perbaikan gedung sekolah.

"Kalau perbaikan gedung mungkin 2011 baru dilakukan, tetapi kita laporkan dahulu. Untuk pencegahannya, kita waspadai dengan kemampuan dari masing - masing sekolah," katanya menjelaskan. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010