Para relawan tersebut dari berbagai elemen di antaranya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Boyolali, Tim SAR yang tergabung "Solo Emergenci Respon Unit" (Seru) Surakarta, anggota Rapi, TNI, Kepolisian, PMI, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
"Kami juga sudah mulai bergerak merapat ke lokasi di Selo, untuk persiapan logistik, obat-obatan, mendirikan tenda-tenda di tempat pengungsian sementara maupun TPA," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Sumantri, saat menerima rombongan Komisi E DPRD Provisi Jateng di Selo, Boyolali.
Selain itu, Pemkab juga sudah mengimbau kepada warga di tiga desa kawasan rawan bencana (KRB) yakni Tlogolele, Klakah, dan Jrakah untuk merapat di TPS di desa masing-masing.
Kendati demikian, Sumantri mengakui adanya kendala terkait peralatan untuk menghadapi bencana Merapi yang kondisinya sudah di tingkat bahaya tertinggi saat ini. Di antaranya, masalah tenda yang jumlahnya hanya 100 unit tidak mampu menampung warga tiga desa.
Menurut Sumantri, jumlah warga tiga desa yang masuk KRB tersebut mencapai sekitar 12 ribu jiwa, sehingga tenda yang tersedia saat tidak mampu menampung pengungsi.
Selain itu, lanjut dia, masalah jalur evakuasi dari Desa Tlogolele yang harus melewati jembatan Kali Apu atau dam saat sudah dipenuhi material dari erupsi tahun 2006, sehingga sudah melewati atas jembatan.
Kendati demikian, Pemkab Boyolali sudah mengajukan proposal terkait kekurangan potensi setelah diinventarisasi kondisi perlengkapan penanganan bencana Merapi.
Sementara, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Bambang Sutoyo menjelaskan, pihaknya melakukan sidak di Selo, Boyolali, untuk melihat secara langsung persiapan pemkab dalam penanganan bencana Merapi.
"Kami akan mendukung mengajuan anggaran ke pemprov terkait kendala-kendala yang dihadapi pemkab dalam penanganan bencana Merapi. Hal ini, mengakut ribuan jiwa warga di lerang merapi," tuturnya.
Sementara, rombongan Komisi E kemudian melakuakn sidak di tiga desa di Selo yang masuk KRB untuk melihat langsung persiapan warga dan kendalanya yang dihadapi, terkait kondisi merapi yang sudah batas tertinggi. Sehingga, warga di KRB harus segera dievakuasi di tempat yang aman.
(B018/C004/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010