New York (ANTARA News) - Harga minyak naik, Kamis, seiring dengan munculnya harapan bahwa Gedung Putih akan bergerak cepat dengan paket stimulus ekonominya. Harapan ini mengimbas pada menguatnya harga minyak, sekalipun pasar dibayangi merosotnya permintaan dan naiknya stok minyak di negara konsumen terbesar dunia itu. Minyak mentah AS naik 12 sen menjadi 43,67 dolar per barel, setelah sebelumnya sempat merosot ke level rendah 40,41 dolar. Minyak Brent di pasar London naik 37 sen menjadi 45,39 dolar per barel. Harga minyak mentah pada hari itu sempat melemah setelah laporan pemerintah AS memperlihatkan bahwa stok minyak mentah, bensin dan minyak distilasi meningkat pada pekan lalu, akibat melemahnya kembali permintaan bahan bakar. Pasar saham AS menutup pelemahannya di awal sesi, menyusul pernyataan seorang jurubicara bahwa pemerintah Presiden Barack Obama bertekad akan bergerak secepatnya atas rencana paket stimulus ekonominya. "Minyak mentah mampu bertahan, sekalipun terjadi peningkatan tajam stok minyak, seperti terlihat pada data Badan Informasi Energi (EIA). Saya merasa akan segera terjadi penguatan kembali di pasar saham dan itu akan merambah ke pasar energi," kata Mark Waggoner, presiden Excel Futures, di Huntington Beach, California, kepada Reuters. "Pada pekan lalu, saya telah melihat membaiknya kepercayaan para investor, dengan pemerintah baru Obama kini dilantik ... saya rasa jika kepercayaan terus berlanjut, itu akan mengimbas pada meningkatnya daya beli konsumen dan itu akan mendorong  permintaan bensin dan produk energi lainnya," tambahnya. Harga minyak jatuh pada awal perdagangan setelah data EIA memperlihatkan bahwa cadangan minyak mentah AS naik tajam sebesar 6,1 juta barel pada pekan lalu, kenaikan yang jauh di atas ekspektasi pasar sekitar 1,4 juta barel saja. "Terdapat bukti yang kian kuat atas rontoknya tak hanya aktivitas pabrikan industri domestik, tetapi juga perdagangan luar negeri AS," kata Antoine Halff, wakil presiden pertama Newedge Group di News York, menyoroti laporan rendahnya impor dan aktivitas impor di Pantai Barat AS. Harga minyak telah anjlok dari rekor tingginya di atas 147 dolar yang dicapai Juli lalu, setelah krisis ekonomi menekan permintaan global. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009