Jakarta (ANTARA) - Gempa tektonik dengan magnitudo 5,8 yang terjadi di selatan Kota Kaimana, Papua Barat, pada Senin pukul 12.01 WIB merupakan gempa menengah akibat deformasi batuan di Graben-Aru, kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno.

Episenter gempa bumi tersebut berada di laut pada kedalaman 77 km di sekira 94 km arah selatan Kota Kaimana, tepatnya di koordinat 4,45 derajat Lintang Selatan dan 134,01 derajat Bujur Timur.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan di Graben-Aru," kata Bambang sebagaimana dikutip dalam siaran pers BMKG.

Bambang mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata dia.

Dampak gempa tersebut dirasakan di daerah Kaimana pada skala IV MMI, dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah pada siang hari.

Hasil pemantauan BMKG menunjukkan hingga pukul 12.25 WIB belum ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,8 di Kaimana.

Menurut BMKG, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi di Kaimana.

BMKG menyarankan warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

BMKG semula menyatakan bahwa gempa tektonik yang terjadi di selatan Kota Kaimana pada Senin pukul 12.01 WIB magnitudonya 5,9 dan kemudian memutakhirkannya menjadi 5,8.

Baca juga:
Sesar lokal misterius picu gempa dengan magnitudo 6,5 di Tojo Una-Una
Gempa di Jayapura dipicu aktivitas deformasi kerak bumi menengah

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021