"Selain sering disiksa, yang membuat saya tidak tahan hingga kabur ke Sampang ini, saya juga dipaksa menjadi istri kedua anaknya sendiri," kata gadis bernama Dwi Wulandari itu di Sampang, Senin.
Gadis asal Dusun Mojo Dua, RT 04/ RW 02 Desa Mojo, Kecamatan Bringin, Ngawi ini mengaku telah ditinggal mati ibunya sejak 2005 lalu.
Ayahnya, Kardi Wijaya lalu kawin lagi dengan janda beranak, bernama Siska. Penyiksaan sang ibu tiri kepada Dwi Wulandari semakin sering terjadi setelah ayahnya pergi merantau bekerja di Batam, kepulauan Riau.
Sejak lima tahun lalu, gadis malang ini mengaku selalu menjadi korban kekerasan ibu tirinya, seperti ditampar jika tidak menuruti kemauannya.
"Bahkan yang tidak bisa saya lupakan, saya nyaris menjadi korban pemerkosaan anak ibu tiri saya," tutur Dwi dengan linangan air mata.
Tidak hanya itu saja, Dwi Wulandari juga pernah disekap di dalam kamar dan disulut rokok.
Di Sampang, Dwi Wulandari ditampung di rumah salah seorang warga Kelurahan Dalpenang, Ainun Said. Dengan keluarga ini, ia sebenarnya tidak memiliki hubungan apapun.
Ainun menemukan Dwi Wulandari dalam keadaan linglung pada larut malam akibat kelaparan di Jalan Raya Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Kota Sampang.
"Dia ini ditemukan anak saya sekitar jam satu malam. Kan kasihan perempuan larut malam tidak menemukan arah tujuan, kemudian saya tampung di rumah ini," kata Ainun Said menuturkan.
Di rumah sangat sederhana inilah tepatnya di Jalan Syuhadak, Keluarahan Dalpenang, Dwi Wulandari tinggal dan selama ini membantu keluarga Said.
Akibatnya Said yang juga tergolong keluarga miskin ini harus menanggung biaya hidup enam orang jiwa beserta istrinya. Padahal pekerjaan pria paruh baya ini hanya sebagai kuli yang penghasilannya tidak tetap.
Ia minta pemerintah segera menangani anak korban kekerasan ibu tirinya itu agar dibina dan dibiayai hingga akhirnya menjadi anak yang mandiri. "Sebab kalau terus-terusan begini, saya tidak mampu. Mungkin sebulan dua bulan masih bisa," katanya.
Menurut Dwi Wulandari dirinya melarikan diri ke Kabupaten Sampang dengan harapan bisa menemui pacarnya. Namun naas, sang pacar Syafii, warga Kelurahan Banyuanyar, memutus hubungan mereka secara tiba-tiba, sehingga pupuslah harapan gadis itu untuk mendapatkan perlindungan kekasihnya. (ZIZ/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Hal spt harus di proses lewat jalur hukum.
Ibu tiri yg melakukan \"sekuhara\" (pelecehan sexual) jangan di biarkan masa depan anak2kita jadi Trauma keganasan orang tua yg tak bertanggung jawab!!.