Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah mencabut potensi terjadinya tsunami pascagempa 7,2 skala Richter di Kepulauan Mentawi, Senin pukul 21,42 WIB namun warga Kota Padang, Sumatera Barat, yang sudah mengungsi ke kawasan lebih tinggi tetap bertahan.
Pantauan ANTARA, di kawasan daerah Limau Manih, jalan menuju Universitas Andalas dan kawasan Indarung, kerumunan massa masih terjadi.
"Dari tadi kami memang sudah bertahan di daerah ini dan belum berani pulang," kata Joko (45) warga Kecamatan Lubuak Bagaluang, sekitar tujuh kilometer dari bibir pantai Padang, pada Selasa dini hari.
Selain itu, keinginan warga itu untuk bertahan di daerah ketinggian karena tersebarnya isu bahwa gempa kembali akan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Isu ini beredar di masyarakat dari mulut ke mulut sehingga menyebabkan banyak warga takut kembali ke rumah masing-masing dan memilih tetap bertahan di kawasan tinggi.
"Saya takut untuk kembali ke rumah, lebih baik saya mengungsi bersama keluarga ke daerah ini, dan saya juga mendengar informasi bahwa gempa akan kembali terjadi sekitar pukul 01.00 WIB," ujar Dian (30) yang mengungsi dengan keluarganya ke kawasan Kampus Unand.
Ia menambahkan, sebenarnya mata saya sudah terkantuk, namun saya dan keluarga takut untuk pulang, saya akan bertahan disini hingga kondisi benar-benar aman, katanya.
Pengungsi juga mengaku belum semuanya dari mereka mengetahui pencabutan potensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu.
Namun, di saat ANTARA mencoba meyakinkan warga, mereka tetap memilih untuk bertahan hingga merasa yakin kondisi benar-benar aman. (ANT-143/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010