Batam (ANTARA News) - Getaran gempa yang berpusat Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat, Senin malam, menggoyang lampu perumahan rakyat di gedung tinggi kawasan Marine Parade, pantai timur Singapura.
Kuladeva yang tinggal di lantai 22 mengatakan kepada MediaCorp bahwa pada pukul 22.45 waktu Singapura (21.45 WIB) melihat lampu berayun dari kiri ke kanan, dan merasakan sensasi pening.
Di kompleks perumahan rakyat dan pusat bisnis di atas tanah reklamasi pantai itu, seorang warga lain, Yeo (22) seperti diberitakan Channel NewsAsia mengatakan, getaran gempa lebih ringan daripada sebelumnya, tetapi lebih lama--- sampai semenit atau lebih.
Kedua orang itu mengatakan bukan pertama kali merasakan getaran gempa yang melanda Indonesia.
Dari Padang ANTARA melaporkan, Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat, Senin diguncang gempa sebanyak tiga kali.
Gempa pertama berkekuatan 7,2 skala Richter (SR) pada pukul 21.42 WIB, terjadi di 3,61 lintang selatan dan 99.93 bujur timur
Pusat gempa pada 78 kilometer (km) barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai Sumatra Barat, dengan kedalaman 10 km.
Selang beberapa waktu kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, gempa susulan dengan kekuatan 5,5 SR pada 3,55 lintang selatan, 99,70 bujur timur, ke dalaman 22 km, berpusat 89 km barat daya Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai.
Gempa ketiga mengguncang Kabupaten Mentawai terjadi sekitar pukul 22.31 WIB, dengan kekuatan 5,0 SR.
Pusat gempa pada 3,32 Lintang Selatan, 99,96 bujur timur dengan kedalaman 34 km, atau 51 km barat daya Kecamatan Pagai Selatan, Kebupaten Mentawai.
Getaran gempa Mentawai, cukup keras dirasakan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, dan pada pukul 21.42 WIB juga dirasakan ratusan warga di Kecamatan Padang Harapan, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Peralatan kerja seperti personal komputer di kantor berita ANTARA Biro Bengkulu nyaris terjatuh dari meja, lampu gantung bergoyang keras.
Akibat gempa tersebut, terjadi gangguan pelayanan internet di wilayah ibu kota Bengkulu namun aliran listrik masih menyala dan tidak padam hingga getaran gempa selesai. (ANT/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010