Sungguminasa, Sulsel (ANTARA News) - Dua korban bencana tanah longsor yang terjadi di perbatasan Kabupaten Gowa-Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin hingga kini belum ditemukan.

Kedua korban itu yakni Muis bin Saleh (20) dan Syarif bin Saleh (18) yang juga warga Desa Datara, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, aparat Kepolisian Resor Kota Gowa dibantu, tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Gowa bersama dengan tim pencari dan penyelamat (SAR) Universitas Hasanuddin (Unhas) masih berusaha melakukan pencarian terhadap dua korban yang hilang akibat hantaman longsor tersebut.

Kapolresta Gowa, AKBP Totok Lisdiarto, SIK mengatakan, dirinya sudah memerintahkan anggotanya yang berkoordinasi bersama tim Tagana Gowa serta tim SAR Unhas melakukan pencarian korban yang dinyatakan hilang tersebut.

"Saya sudah memerintahkan anggota untuk terus berusaha melakukan pencarian, apalagi kami mendapat bantuan dari tim Tagana Gowa dengan SAR Unhas untuk mencari keberadaan kedua korban," ujarnya.

Dikatakannya, pencarian terhadap keduanya akan dilakukan hingga tiga hari berikutnya. Untuk memperkuat pencarian itu, tim Tagana Detasemen A Brimob Pabaeng-baeng Polda Sulselbar akan bergabung pada Selasa (26/10).

"Untuk memaksimalkan pencarian, kita akan mengerahkan bantuan Tagana Brimob dan dengan bantuan ini diharapkan kedua korban bisa segera ditemukan," jelasnya.

Dia menuturkan, berdasarkan keterangan saksi mata, diduga kedua korban terseret arus sungai Esere yang berada tidak jauh dari lokasi kebun korban karena korban terlihat terakhir kali terjatuh akibat terpaan longsor ke sungai Esere.

Menurutnya, terdapat sepuluh lokasi longsor yang menutup akses jalan poros Tompobulu dan Biringbulu serta jalan menuju kabupaten Jeneponto. Delapan diantaranya terdapat pada Kecamatan Biringbulu, selebihnya terdapat di Kecamatan Tompobulu. (MH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010