Semua individu yang berada di Parlemen pada 26 Juli hingga 29 Juli dinasihatkan untuk memantau status kesehatan secara mandiri menggunakan aplikasi MySejahtera
Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyarankan semua sesi musyawarah termasuk Musyawarah Komite Pemilihan dan Pemilihan Khusus Parlemen pada 26 Juli hingga 29 Juli ditangguhkan untuk tempo dua Minggu mulai dari 29 Juli.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Dirjen Kesehatan KKM, Dr Noor Hisham Abdullah di Putrajaya, Minggu malam, pada saat pemerintah mengumumkan penundaan sidang parlemen yang kemudian ditolak pihak oposisi dari Pakatan Harapan (PH).
Hisham mengatakan saran tersebut dibuat setelah melihat hasil penilaian risiko terbaru dan untuk mencegah penularan penularan COVID-19 yang terjadi di parlemen.
Dia mengatakan sidang ini melibatkan banyak orang berkumpul dari seluruh negara (provinsi) dan memberi risiko tinggi penularan COVID-19 terutama di kala varian berbahaya seperti Delta merebak di dalam komunitas dan situasi peningkatan kasus COVID-19 yang semakin meningkat.
Baca juga: WNI di Malaysia doa bersama bagi yang terpapar COVID-19
"Semua individu yang berada di Parlemen pada 26 Juli hingga 29 Juli dinasihatkan untuk memantau status kesehatan secara mandiri menggunakan aplikasi MySejahtera," katanya.
Sekiranya mengalami gejala, ujar dia, silahkan menjalani pemeriksaan dan perawatan di fasilitas kesehatan yang paling dekat dengan tempat tinggal masing-masing.
Sebelumnya pada Jumat, Hisham mengatakan sebanyak 11 kasus positif COVID-19 terdeteksi di parlemen ketika berlangsung persidangan dengan 10 kasus positif diketahui melalui tes Rapid Antigen (RTK Ag) menggunakan air liur sedangkan satu lagi menggunakan RT-PCR.
Hisham mengatakan hasil tes prapersidangan Dewan Negara (Senator) terhadap 100 individu menggunakan ujian RT-PCR pada Sabtu mendapati sembilan kasus positif COVID-19.
Dia mengatakan informasi kasus telah dilaporkan kepada KKM pada 1 Agustus 2021 dan deteksi kontak terdekat sedang dijalankan untuk diambil tindakan pencegahan.
Baca juga: Korban meninggal COVID-19 di Malaysia disantuni Rp17 juta
"Parlemen merupakan sebuah perhimpunan yang berisiko tinggi untuk penularan COVID-19 meskipun jumlah kasus positif yang dideteksi adalah 0.8 persen," katanya.
Sementara sejumlah netizen menyatakan kekecewaannya dengan pernyataan Noor Hisham yang diunggah melalui twitter-nya.
Di antara mereka yang kecewa adalah yang menggunakan akun @larawinchester.
"Hypermarket, PPV (pusat vaksinasi) ada klaster, tutup sehari, sanitasi setelah itu buka. Kilang (pabrik) ada klaster tak tutup. Ini Parlimen, semua dah vaksin, tutup dua minggu ye? Nampak double standard dan helah Muhyddin nak kekal kuasa dgn menutup Parlimen. Dirjen-pun bersubahat," katanya.
Sementara itu hingga Senin pukul 09.36 waktu setempat sejumlah petugas keamanan menjaga pintu masuk menuju parlemen dan melarang masuk siapa pun yang tidak berkepentingan.
Baca juga: Rekor, Malaysia catat 17.045 kasus baru COVID-19
Baca juga: Malaysia diprediksi capai puncak pandemik capai 24.000 pada September
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021