Jakarta (ANTARA News) - Pembinaan perilaku sosial transportasi harus menjadi bagian menyeluruh dalam menekan terjadinya kecelakaan transportasi di Indonesia, kata Hanggoro B Wiryawan, Kepala Bidang Publikasi dan Pelayanan Infomasi, Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Perhubungan.
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin bahwa Kabid Publikasi Kemenhub itu menjelaskan hal itu ketika ditemui pada Acara Pantas Musik Transportasi 2010, di Gelanggang Olah Raga dan Remaja (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, kemarin malam.
"Angka kecelakaan transportasi di Indonesia memiliki kecenderungan penurunan dari tahun ke tahun, namun harus ditekan hingga pada tingkat paling rendah," kata Hanggoro.
Berdasarkan data dari Polri, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia selama tahun 2009 mencapai 18.205 orang dari 57.726 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Dibandingkan tahun 2008 dengan jumlah korban tewas mencapai 20.188 orang, jumlah korban yang tewas akibat laka lantas pada tahun 2009 itu mengalami penurunan sebesar 9,83 persen.
Korban tewas itu terjadi dari sebanyak 57.726 kasus laka-lantas yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Dilihat dari kasusnya, laka-lantas juga mengalami penuruan sekitar 2,43 persen dari 59.164 kasus (2008) menjadi 57.726 kasus (2009).
Sedangkan, korban luka berat akibat laka lantas mencapai 21.289 orang atau turun 9,2 persen dibanding tahun 2008 yang berjumlah 23.440 orang, sedangkan luka ringan justru mengalami kanaikan hingga 4,63 persen dari 55.772 orang di tahun 2008 menjadi 53.304 orang di 2009. Sedangkan jumlah pelanggaran lalu-lintas juga mengalami kenaikan dari 5.311.228 kali pada tahun 2008 menjadi 5.814.386 kali di tahun 2009.
Hal sebaliknya terjadi di Provinis DKI, dimana angka kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 13,64%, dari 6.393 kasus pada tahun 2008 menjadi 7.263 kasus pada tahun 2009.
Walaupun masih tinggi, namun jumlah korban meninggal dunia mengalami penurunan sebesar 8,64% dari 1.169 jiwa pada tahun 2008 menjadi 1.068 jiwa tahun 2009. Korban luka berat naik 29,96% dari 2.597 orang tahun 2008 menjadi 3.376 orang tahun 2009. Dan korban luka ringan meningkat sebesar 17,65%.
Menurut referensi WHO; 2004, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan.
Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan.
Oleh karenanya, kata Hanggoro, selain perbaikan pada aspek-aspek teknis, diperlukan pula pembinaan dalam rangka penyadaran pola pikir, pola sikap dan pola perilaku operator (penyedia jasa layanan transportasi) maupun masyarakat pengguna jasa transportasi untuk memperhatikan aspek-aspek ketertiban dan keselamatan dalam penyelenggaraan maupun penggunaan sarana transportasi di Indonesia.
"Apalagi keempat paket undang-undang transportasi telah membuka ruang partisipasi masyarakat luas untuk turut serta secara aktif dalam mengawasi penyelenggaraan tata kelola transportasi di Indonesia dapat terselenggara secara tertib, selamat, aman dan nyaman," demikian Hanggoro B Wiryawan.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010