Pontianak (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencatat sepuluh dari 14 kabupaten dan kota di provinsi itu masih menjadi endemis penyakit malaria.

"Empat daerah yang masih belum endemis yakni Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Sekadau serta Bengkayang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Andy Jap, di Pontianak, Senin.

Menurut dia, awal November akan dibagikan kelambu ke seluruh daerah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk tersebut.

Ia menambahkan, sepuluh daerah yang mendapat pembagian kelambu antara lain Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Landak.

Bantuan itu disalurkan The Global Fund dengan jumlah keseluruhan 1,2 juta helai kelambu antinyamuk malaria untuk diserahkan kepada 600 ribu kepala keluarga yang tersebar di 14 kabupaten/kota Kalimantan Barat.

Jumlah bantuan dari The Global Fund untuk Provinsi Kalbar sebesar Rp120 miliar selama lima tahun ke depan dalam penanganan penyakit malaria, serta peningkatan pelayanan kesehatan di Kalbar.

Data Dinas Kesehatan Kalbar, ada 10 kabupaten termasuk daerah merah artinya dalam seribu populasi lebih dari 50 menderita malaria positif.

Sedangkan daerah kuning, yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, dari seribu populasi 20 hingga 49 positif malaria.

Sementara hanya Kota Pontianak yang termasuk daerah hijau dengan kasus dibawah 20 kasus dari seribu populasi.

Andy Jap juga mengharapkan agar masyarakat mewaspadai penyakit malaria pada saat ini karena perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

"Yang penting lagi jaga kesehatan dan lingkungan agar tetap bersih supaya nyamuk tidak mudah berkembang biak," kata Andi Jap.

(ANT-089/T011/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010