Hujan deras siang itu yang mengguyur daerah Lawang Kabupaten Malang Jawa Timur tidak menyurutkan langkah 20 orang pengusaha mikro dan pedagang kecil untuk mengunjungi kantor cabang pembantu Bank BTPN di Lawang yang menempati sebuah ruko kecil.

Hari itu para pengusaha mikro dan pedagang yang merupakan debitur atau peminjam kredit mikro BTPN itu mendapat undangan untuk menghadiri pelatihan pengembangan usaha yang menjadi agenda rutin BTPN di dalam program Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang merupakan program kredit untuk pengusaha mikro dengan pinjaman Rp5 sampai Rp500 juta.

Berbeda dengan bank lain, pemberian kredit mikro oleh BTPN memang langsung dijadikan satu paket dengan program kapasitas untuk tumbuh atau C2G (Capacity to Grow) yang salah satunya dilakukan melalui pelatihan pengembangan usaha yang sangat dibutuhkan para pengusaha mikro dan pedagang kecil yang kebanyakan minim pengetahuan manajemen bisnis.

Seperti yang berlangsung di KCP Lawang siang itu, seorang penyuluh memberikan pelatihan Kiat Praktis Meningkatkan Calon Pembeli melalui Penguatan Merek Usaha atau disingkat Kak Citra.

Selain, Kak Citra ada tiga modul pelatihan lainnya yaitu Bank Handal untuk membantu keuangan sederhana, Mbak Puspa untuk melatih pengembangan usaha dan modal seperti dengan penataan tempat dagang, dan Kak Laris yang memberikan pelatihan petunjuk peningkatan penjualan atau pemasaran dinamis.

Dalam modul Kak Citra, para debitur itu diajak untuk mewujudkan mimpi mereka dengan memajukan usaha yang telah mereka jalani dengan pinjaman kredit dari BTPN antara lain dengan melihat tipe calon pembeli, menciptakan merek yang kuat, dan menciptakan ciri khas produk atau dagangan.

Berbagai upaya itu diharapkan dapat menggenjot jumlah pembeli produk dan dagangan para pengusaha mikro tadi sehingga mimpi mereka untuk memperbesar usahanya dapat terwujud.

Branch Manager BTPN KCP Lawang Wahyu Kurniawan mengatakan sejak dibuka pada Maret 2009, KCP Lawang telah puluhan kali mengadakan pelatihan ini, selain karena adanya target untuk memberikan pelatihan minimalnya satu bulan sekali, juga untuk mendekatkan BTPN dengan debiturnya.

"Selain untuk membina usaha para debitur, pertemuan ini diharapkan dapat memperluas jumlah debitur dan membentuk nasabah yang setia ke BTPN," katanya.

Sementara Kepala BTPN MUR wilayah Jawa Timur 2 yang mengkoordinasikan area Malang, Adji Pramudya menambahkan, setiap debitur yang mendapat pelatihan BTPN terus dipantau dan dievaluasi perkembangannya dengan berbagai indikator yang telah ditentukan.

"Prinsip kredit yang disalurkan BTPN adalah capacity to grow bukan cuma pemberian modal atau kapital saja sehingga sejak awal kredit disetujui sudah ada kesepakatan bahwa debitur harus mengikuti pelatihan yang diberikan," kata Adji.

Untuk wilayah Jatim 2 yang mencakup daerah Malang hingga Bali dan Mataram, kredit yang sudah disalurkan hingga September mencapai sekitar Rp460 miliar dengan jumlah debitur lebih dari 20.000 pengusaha mikro.

Adji menambahkan untuk memberikan pelatihan, BTPN memiliki tenaga penyuluh atau trainer yang disebut Area C2G Specialist (ACS) yang selalu berkeliling ke semua KCP minimal satu bulan sekali.

"Di area Malang saja ada 5 ACS yang bertugas keliling KCP," katanya.


Penyuluh sekaligus motivator

Siang itu, petugas ACS Malang 1 Berlando Sihombing tampak semangat, simpatik dan akrab memberikan pelatihan Kak Citra kepada 20 orang pengusaha mikro di kota Lawang itu.

Dengan bantuan tayangan komputer melalui proyektor serta pengeras suara, Berlando berusaha menarik perhatian debitur yang kebanyakan pedagang kecil itu dengan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti termasuk melalui pendekatan keimanan.

"Berusaha itu harus kita samakan dengan ibadah, jangan hanya mencari keuntungan. Jadi usaha itu harus jujur," kata Berlando kepada pada debitur itu.

Dengan sabar, Berlando juga meminta para debitur itu menceritakan kendala yang dihadapinya dalam berusaha serta harapan yang diimpikan para pengusaha mikro itu.

Kendala dan harapan itu kemudian dikaitkan oleh Berlando dengan program Kak Citra yang banyak memberikan kiat dan solusi meningkatkan calon pembeli dengan penguatan merek usaha.

Salah satu kiat yang dijelaskan Berlando adalah bagaimana menciptakan merek yang kuat dengan slogan MAKA, yaitu Mudah dibaca dan diucap, Akrab di masyarakat, Khas dan mudah diingat dan Artinya baik karena mengandung doa.

Selain memberikan kiat-kiat dan solusi meningkatkan usaha, Berlando juga berperan layaknya seorang pembicara motivator yang memberikan semangat kepada pada debitur untuk terus berupaya memperbaiki usahanya dalam mengejar kesuksesan.

"Mimpi itu bisa dicapai dari keinginan diri kita sendiri. Untuk mengejar mimpi kita harus berubah, lebih rajin lagi, lebih giat lagi berusaha. Kita juga tidak boleh takut gagal dan siap melakukan koreksi jika ada kegagalan. Pekerjaan dan usaha kita adalah ibadah. Jangan mengeluh karena cobaan adalah bagian kehidupan," kata Berlando dalam penyuluhan itu.

Layaknya motivator ulung, Berlando juga memutarkan lagu instrumentalia untuk memberikan tekanan serta kesadaran akan isi dari paparannya pada akhir penyampaian pelatihannya.

Tidak saja menarik, paparan Berlando seakan membuka pikiran bapak dan ibu debitur itu, seperti yang disampaikan Suprayitno pengusaha loper koran yang juga berbisnis pakaian model distro di Lawang.

"Saya itu sebelumnya tidak punya mimpi mau diapakan lagi, usaha saya sepertinya sudah mandeg. Tapi dengar ini tadi saya sekarang terbangun dan siap bermimpi lagi," kata debitur BTPN sejak 1,5 tahun lalu itu.

Prayitno mengatakan dirinya sangat merasakan manfaat pelatihan seperti ini karena disampaikan secara sederhana namun mengena.

"Saya itu sejak 20 tahun lalu berusaha, tidak pernah pinjam dengan bank karena takut terlalu banyak urusan. Tapi disini saya sudah pinjam tiga kali," katanya.

Hal yang sama disampaikan Budi Setyadarma, pengusaha makanan kecil kue Cumcum yang sejak empat bulan lalu mendapatkan kredit sebesar Rp5 juta dari BTPN.

"Sebelumnya, saya belum pernah pinjam dari bank. Ini saya mau karena tertarik program pelatihannya. Saya merasa banyak kendala dalam mengurus manajemen dan disini saya bisa minta bantuan pemecahannya," kata Budi.

Usai tanya jawab, pertemuan sekitar 1,5 jam yang sangat mengesankan para debitur itupun ditutup. Berlando pun tak segan memberikan nomor telepon genggam dan emailnya kepada para pengusaha mikro itu agar dapat setiap saat berkonsultasi mengenai perkembangan usahanya.

Hujan masih menyisakan gerimis yang membasahi bumi di kota Lawang. Kaki Suprayitno, Budi dan sejumlah pengusaha mikro lain melangkah pulang dengan ringan sambil menggenggam asa mewujudkan mimpi-mimpi mereka yang semakin cerah. (D012/K004)

Oleh Oleh: Dody Ardiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010