Palembang (ANTARA News) - Dominic Brian (13) mengaku senang bisa memecahkan rekor dunia dalam kecerdasan mengingat 216 angka dengan cepat.
"Saya senang untuk kedua kalinya memecahkan rekor dunia sehingga bisa masuk "Guiness World Record" dalam hal kecerdasan mengingat angka," katanya, di Palembang, Minggu.
Menurut dia, tidak banyak yang disiapkan untuk memecahkan rekor dunia ini selain berlatih konsentrasi dan meningkatkan kemampuan matematika.
Pengakuan dunia atas prestasinya tentunya sangat membanggakan bagi anak Indonesia, tambah Brian yang mengaku suka mengkonsumsi makanan "junk food" tersebut.
Ia mengatakan, ayah dan ibunya sangat sayang kepadanya sehingga dia bisa memecahkan rekor dunia.
"Saya merasakan kasih sayang mereka setiap hari sehingga ketika ditawari ikut memecahkan rekor museum rekor Indonesia tidak menolak bahkan sangat senang," katanya.
Brian yang lahir di Surabaya tetapi besar di Bali ini menjelaskan, sejak usia lima tahun sudah berhasil mengingat dengan cepat 100 angka.
Biasanya panitia memberi waktu satu menit untuk membaca ratusan angka sekali lewat lantas dilapalkan dengan cepat, ujarnya.
Dia menambahkan, untuk pemecahan rekor dunia yang kali ini kebetulan dilaksanakan di Palembang dia berhasil mengingat dengan cepat 216 angka dari 240 angka yang disiapkan panitia.
Keberhasilan tersebut tentunya berkat dukung penuh dari kedua orangtua, tambah anak tunggal pasangan Debora dan Gidion Hindarto.
Brian yang sangat menyukai membaca dan berenang ini mengaku, sama seperti anak-anak usianya dia juga sangat suka bermain.
Namun bermainnya lebih banyak mengutak-atik internet mencari berbagai bacaan yang menarik, akunya.
Selain itu, Brian yang kini belajar dan membagi ilmu pada sebuah lembaga kursus dengan nama SLC di Bali mengatakan sangat senang dengan mencari beragam informasi dari internet.
"Cita-cita saya ingin menjadi seperti orangtua sebagai tenaga pengajar dengan mendirikan lembaga pendidikan singkat," kata Brian yang mengaku mempunyai hobi membaca. (ANT-037/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010