Kabul (ANTARA News) - Seorang juru foto New York Times menderita luka parah, Sabtu, ketika ia menginjak ranjau sewaktu meliputi perang di Afghanitan selatan, demikian laporan surat kabar itu.

Joao Silva (44) diungsikan ke pangkalan utama militer AS di Kandahar selatan, setelah ia menderita luka parah di kedua kakinya di wilayah provinsi bergolak Arghandab, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Sekelompok pembersih ranjau dan anjing pelacak bom sudah bergerak beberapa langkah di depan Silva ketika bom itu meledak," demikian laporan New York Times di jejaringnya.

Ranjau --atau bahan peledak rakitan (IED), begitu nama bom tersebut di Afghanistan-- adalah senjata utama yang digunakan oleh anggota Taliban dalam perang mereka melawan pemerintah Kabul. Perang itu sekarang berada pada tahun ke-10-nya.

Peledak tersebut murah dan mudah dibuat tapi sulit dideteksi, dan dapat meledak oleh tekanan atau pengendali jarak jauh.

Ranjau telah menewaskan banyak dari hampir 600 prajurit asing yang telah tewas dalam perang itu sepanjang tahun ini, dan menjadi penyebab cedera yang membuat cacat bagi para penyintas.

Surat kabar Amerika tersebut menyatakan Silva kini dirawat di Kandahar Airfield tapi tak ada keterangan lebih lanjut yang bisa diberikan tanpa izin keluarganya.

New York Times menggambarkan Silva sebagai juru foto peraih hadiah yang juga telah meliput perang di Irak, Afrika Selatan, Balkan dan Timur Tengah.

Perhimpunan Pers Afrika Selatan melaporkan Silva direncanakan dibawa melalui udara ke Jerman pada Sabtu malam.

"Ia direncanakan dipindahkan ke Jerman malam ini. Saya tak yakin mengenai kondisinya sebab saya belum berbicara dengan dokter. Saya cuma mengetahui kakinya cedera," kata istrinya, Vivian, kepada perhimpunan itu.

Keluarga Silva "baik-baik saja", katanya.

"Joaao Silva adalah juru foto perang yang memiliki nilai seni, tak kenal takut tapi berhati-hati, dan memiliki mata yang mengagumkan," kata Bill Keller, redaktur pelaksana di New York Times.

"Kami semua sedang menunggu dengan cemas dan berdoa bagi kepulihannya dengan cepat," kata Keller sebagaimana dikutip laporan tersebut.

Menurut jejaring Silva, dia dilahirkan di Lisabon, tinggal di Johannesburg, dan mulai bekerja di New York Times pada 1996.

Pada 2000, dia ikut menulis satu buku tentang juru foto pers yang meliput berakhirnya apartheid di Afrika Selatan dengan nama "The Bang-bang Club" dan pada 2005 ia menerbitkan "In the Company of God", koleksi gambar Irak selama pendudukan AS dan perkembangan demokrasi, katanya.

Silva mengikuti satu unit Divisi Udara Ke-101, yang telah terlibat selama beberapa pekan dalam operasi besar di Kandahar untuk membersihkan gerilyawan dari Afghandab dan daerah sekitarnya.

Jurubicara gubernur Kandahar mengatakan Silva telah mengikuti wartawan kawakan Carlotta Gall.

Carlotta Gall menulis pekan lalu dari Arghandab, satu kabupaten di Kandahar, pasukan AS dan Afghanistan telah "mengusir" Taliban di sebagian besar provinsi itu.

Kandahar adalah pusat aksi perlawanan Taliban dan dan salah satu tempat paling berbahaya di negeri tersebut.
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010