Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang menilai Badan Kehormatan DPR RI belum pantas melakukan kunjungan kerja ke Yunani karena kinerja BK selama setahun ini belum maksimal.

"Sampai saat ini Badan Kehormatan DPR RI masih mandul karena masih banyak pengaduan masyarakat yang belum diselesaikan," kata Sebastian Salang pada diskusi "Polemik: Studi Banding DPR" di Jakarta, Sabtu.

Menurut Sebastian, seharusnya Badan Kehormatan DPR RI menunjukkan kinerjanya dengan menindaklanjuti dan menyelesaikan berbagai pengaduan masyarakat terhadap anggota DPR.

Anggota Badan Kehormatan DPR RI, kata dia, seharusnya meningkatkan dulu kinerjanya dan bukannya malah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.

Sebastian juga menilai, negara tujuan dari kunjungan kerja anggota Badan Kehormatan DPR RI yakni Yunani kurang tepat.

"Mengapa tujuannya ke Yunani. Apakah Yunani adalah negara yang terbaik dalam penerapan etika?" katanya.

Sebastian juga mempertanyakan pertimbangan anggota Badan Kehormatan DPR RI soal tujuan ke Yunani karena di negara tersebut ada ahli filosofi yakni Plato dan Aristoteles.

Menurut dia, kedua tokoh itu hidup pada zaman dahulu dan saat ini suasananya sudah sangat berbeda.

"Jika Badan Kehormatan DPR RI ingin mempelajari penerapan etika, negara yang lebih tepat dikunjungi adalah Jepang," katanya.

Menurut dia, negara Jepang memiliki etika yang tinggi dan luhur serta kultur lebih mendekati kultur Indonesia dibandingkan dengan Yunani.

Seharusnya anggota Badan Kehormatan DPR RI, katanya, memilih negara Jepang yang para pejabat dan politisinya lebih bersih dari praktik korupsi.

"Di Jepang, politisi yang gagal menjalankan tugasnya akan melakukan bunuh diri. Anggota DPR RI berani `gak` belajar etika di Jepang," katanya.
(R024/R018)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010