Mereka, guru honor, operator sekolah dan tenaga administrasi sekolah akan menerima dana terhitung dari Juli sampai enam bulan ke depan tahun 2021 ini

Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mencairkan dana tunjangan pembelajaran daring kepada sebanyak 9.335 guru honorer SMA-SMK senilai total Rp21 miliar sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan selama pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Riza Fahlevi di Palembang, Jumat, mengatakan, uang tunjangan tersebut akan ditransfer langsung dari kas daerah ke nomer rekening masing-masing guru yang rencananya akan terealisasi pada awal Agustus nanti.

”Semua syarat administrasi sudah selesai SK Nomor 427/KPTS/Disdik/2021 sudah ditandatangani gubernur segera kita realisasikan Agustus 2021,” katanya.

Ia menjelaskan realisasi dana tunjangan ini berdasarkan pembahasan rinci bersama dengan Dewan Sekolah dan Komisi V DPRD Sumatera Selatan yang tidak menginginkan terjadi penurunan mutu pendidikan meskipun sepenuhnya masih diselenggarakan secara daring.

“Pada prinsipnya kami sangat mengerti betul apa yang diharapkan guru honor di tengah pandemi ini, dengan adanya dana ini semoga lebih meningkatkan kualitas mutunya dalam mendidik murid,” kata Riza Fahlevi.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumatera Selatan Kemas Syaiful Fadli mengatakan secara spesifik guru yang diakomodasi ada 9.335 orang, terdiri atas 6.669 guru honor, 2.424 tenaga administrasi sekolah, 302 operator sekolah.

Masing-masing menerima dana senilai Rp300 ribu untuk tenaga administrasi sekolah, Rp400 untuk guru dan Rp500 ribu untuk operator sekolah.

“Mereka, guru honor, operator sekolah dan tenaga administrasi sekolah akan menerima dana terhitung dari Juli sampai enam bulan ke depan tahun 2021 ini,” katanya.

Menurutnya, dengan munculnya anggaran ini diharapkan menjadi solusi atas kondisi sulit yang dialami guru honor. Sebab tidak sedikit dari mereka yang mengabdi secara maksimal tanpa terimbangi dengan penghargaan terhadap jerih payahnya itu.

“Melihat tuntutan kerja antara guru honor dan guru ASN di lapangan sama-sama susah memiliki tanggung jawab moral yang sama terhadap kualitas pendidikan semoga ke depan mereka lebih produktif,” demikian Kemas Syaiful Fadli.

Baca juga: Guru berpenghasilan rendah di pelosok Sumsel mendapat bantuan ACT

Baca juga: Aturan baru dana BOS dan BOP jamin pembayaran honor guru honorer

Baca juga: Baznas Sumsel santuni guru mengaji dan marbot

Baca juga: Sumatera Selatan kekurangan guru yang akut

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021