"Kami akan mengadakan kegiatan kunjugan budaya yang diikuti sejumlah utusan dari 33 negara di Asia dan Afrika, yang rencananya dimulai dari kampus Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, dan berakhir di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 25-27 Oktober 2010," kata delegasi peserta konferensi, Hamah Sagrim, anggota International Working Group (IWG) for Asia Afrika to Globalized, di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan kunjungan budaya itu diadakan dalam rangka peringatan 55 tahun Konferensi Asia Afrika
(KAA) 1955. "Dengan mendatangkan peserta dari negara-negara Asia dan Afrika itu, bisa untuk mengangkat kembali kekuatan lokal wisdom negara-negara Asia Afrika," katanya.
Tujuannya, kata dia, untuk menempatkan diri dalam kancah global sebagai konsekuensi logis sebuah universitas yang dituntut selalu maju dan berkembang, dengan tetap berasaskan budaya tanpa harus tertinggal dari globalisasi demi kesejahteraan manusia.
Pihaknya juga bertekad mengangkat kekuatan lokal wisdom di Asia dan Afrika guna menanggulangi globalisasi dan pengaruh kerusakan lingkungan hidup maupun perubahan iklim.
"Kami berupaya menempatkan diri dalam kancah global sebagai konsekuensi logis sebuah universitas yang mampu berdiri sebagai jembatan penghubung antara budaya lokal dan global," katanya.
Hamah Sangrim juga mengatakan dalam acara tersebut akan diisi dengan serangkaian kegiatan budaya dari Yogyakarta serta daerah lain. "Kami akan menampilkan sejumlah kebudayaan dari Yogyakarta, dan dari Papua yaitu tari ular dari Suku Maybrat dan Arfak, yang dibawakan sejumlah mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di UWM Yogyakarta, serta tari penjemputan ala Jawa," katanya.
Menurut dia, kebudayaan tersebut sengaja dipilih sebagai wujud keanekaragaman budaya di Indonesia. Selain itu, kata dia, akan disumbangkan lukisan karakteristik tentang perjalanan Asia Afrika dari dulu sampai sekarang.
"Kami juga akan memajang buku-buku arsitektur bernuansa Jawa dan sejarah Mangkubumen yang merupakan karya salah satu tenaga pengajar di universitas ini," katanya.
Ia mengatakan rangkaian acara tersebut akan dikemas dengan nuansa budaya Indonesia. "Kami akan mendesain seoptimal mungkin untuk memperkenalkan budaya Indonesia, termasuk menu makanan yangdisajikan menunjukkan karekteristik khas Yogyakarta," katanya.(*)
(ANT -161/M008/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010