Washington (ANTARA News/Reuters) - Aspirin dosis rendah, yang dapat mengurangi resiko serangan jantung dan strok, juga dapat menurunkan kemungkinan kanker kolon, kata sekelompok peneliti.
Mereka menemukan bahwa aspirin mengurangi jumlah kasus kanker kolorektal hingga seperempat dan memotong kematian akibat kanker kolon hingga sepertiga.
Penemuan mereka menunjukkan aspirin dapat mencegah kanker kolon, yang merupakan jenis kanker kedua paling umum di negara-negara maju setelah kanker paru-paru.
Namun, penemuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, tidak menyelesaikan masalah yang dokter anggap kontroversial.
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi aspirin dosis tinggi berkemungkinan kecil untuk mengembangkan kanker kolon dan tumbuhnya polip, yang bisa berkembang menjadi kanker.
Tetapi aspirin itu sendiri dapat berbahaya pada banyak orang, terkadang menyebabkan pendarahan mematikan pada perut dan usus.
Penelitian lain menemukan bahwa obat penawar sakit, ibuprofen, juga mengurangi tingkat kanker kolon pada orang yang biasa mengonsumsi dalam jangka panjang.
Peter Rothwell dari Rumah Sakit John Radcliffe di Oxford beserta koleganya meneliti 14.000 orang dalam empat penelitian besar, setengah dari mereka mengonsumsi aspirin berdosis rendah untuk penyakit jantung. Aspirin dosis rendah seperti ini dianggap jauh lebih aman.
Lebih dari 18 tahun, dalam laporan mereka, 2,8 persen dari para sukarela terkena kanker kolon. Aspirin mengurangi resiko kanker kolon dalam 20 tahun hingga 24 persen dan menurunkan resiko pasien meninggal akibat kanker kolon hingga 35 persen, kata mereka.
"Penelitian menarik itu dapat membuat ahli klinis beralih ke aspirin untuk mencegah kanker kolorektal, setidaknya pada penduduk beresiko tinggi. Cara khusus seperti aspirin pencegahan kemoterapi merupakan langkah berikut yang logis," kata Dr. Robert
Benamouzig and Dr. Bernard Uzzan dari Rumah Sakit Avicenne di Bobigny, France, tertulis dalam komentarnya.
Kebanyakan negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, dokter merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kanker berkala, menggunakan peralatan yang dapat memeriksa kolon dari dalam tubuh.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris umumnya memilih untuk melakukan prosedur bernama sigmoidoskopi, sementara pakar AS menggunakan pemeriksaan lebih komprehensif bernama kolonoskopi.
Kedua prosedur dapat mendeteksi pertumbuhan pra-kanker bernama polip supaya dokter dapat mengangkat mereka sebelum menjadi tumor, tetapi banyak pasien enggan untuk melakukan pemeriksaan yang tidak nyaman dan memalukan tersebut.
Beberapa pakar berharap untuk menggunakan obat murah seperti aspirin sebagai cara untuk mencegah kanker kolon dalam masyarakat.
(Uu.KR-IFB/H-AK/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010