Parepare, Sulsel (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur selama kurang lebih dua jam, mengakibatkan banjir di sejumlah titik dan longsor di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat.
Banjir terparah terjadi di dua kelurahan, yakni kelurahan Cappa Galung, dan Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki. Banjir di kedua kelurahan ini merendam puluhan rumah warga dengan ketinggian air rata-rata hingga mencapai 50 centimeter.
Syafruddin, salah seorang warga Kampung Baru, mengatakan, banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur selama kurang lebih dua jam. Buruknya sistem drainase dan pasangnya air laut ditengarai menjadi pemicu utama banjir.
"Akibat hujan yang cukup deras, sehingga mengakibatkan banjir merendam rumah kami dengan begitu cepat," kata Syafruddin.
Dia mengatakan, selain menggenangi rumah, banjir ini juga merendam peralatan elektronik serta kendaraan milik warga sehingga banyak barang elektronik dan kendaraan milik warga setempat rusak akibat terendam air banjir.
Banjir ini juga meredam sejumlah ruas jalan protokol, seperti di Jalan Bau Massepe, Lahalede, Sultan Hasanuddin, dan sejumlah jalan protokol lainnya. Kendaraan yang mencoba menerobos banjir di sejumlah jalan tersebut banyak yang mogok.
Selain mengakibatkan banjir di sejumlah titik, hujan deras ini juga mengakibatkan longsor di jalan Industri Kecil, Kecamatan Soreang. Longsor ini menimpa rumah serta enam unit motor yang kebetulan parkir di sekitar rumah tersebut.
Menurut keterangan korban, Rusnani, kejadian longsor ini berlansung begitu cepat, awalnya dia hanya melihat air yang keluar dari sela-sela pondasi yang berada di atas rumah miliknya, tak lama kemudian longsor pun terjadi.
"Awalnya saya hanya melihat rembesan air yang keluar dari pondasi, namun tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dan ternyata itu longsor, beruntung saya bisa lari sehingga saya terhindar dari peristiwa itu," jelasnya.
Dia mengatakan, meskipun tidak mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka, namun peristiwa longsor ini mengakibatkan dirinya mengalami kerugian material hingga mencapai ratusan juta rupiah.(*)
(ANT-098/B/F003/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010