Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono menyatakan ada kemungkinan letusan Gunung Merapi kali ini berupa eksplosif dan menyebar ke segala arah.
"Memang selama ini kecenderungan Gunung Merapi adalah membentuk kubah dan setelah itu kubah terbawa bersama dengan semburan awan panas, tetapi dari catatan sejarah pernah pula terjadi letusan eksplosif dan tidak membentuk kubah terlebih dulu," kata Surono di Yogyakarta, Jumat malam.
Ditemui di sela pembukaan "Merapi Volcano Expo 2010" di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyarkarta, ia mengatakan, pada 1930 dan 1931 letusan Gunung Merapi berupa eksplosif dan radius letusan bisa mencapai lebih dari 15 kilometer.
"Bahkan untuk hujan abu dalam letusan eksplosif tersebut mencapai Madura dan Malang Jawa Timur," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pola aktivitas Gunung Merapi memang berbeda dengan pola erupsi 2006 baik dari sisi kegempaan vulkanik yang demikian kuat maupun dari sisi penggelembungan badan gunung yang juga sangat cepat.
"Pola saat ini memang ada kemiripan dengan letusan 1931 yakni peningkatan aktivitas berlangsung cepat dan kekuatan gempa vulkanik lebih besar," katanya.
Surono mengatakan, namun ini hanya merupakan perkiraan skenario karena apa yang akan terjadi dengan letusan Gunung Merapi tidak ada yang dapat memperkirakan, termasuk waktu dan jumlah materialnya.
"Sebagai contoh letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur pada 2007, saat itu kegempaan sedemikian kuat dan besar mirip seperti letusan pada 1990 yang eksplosif mencapai radius 10 kilometer. Setelah dalam radius 10 kilometer kami lakukan pengamanan ternyata pada 2007 letusan hanya kecil sekali dan hanya membentuk kubah saja," katanya.
Ia mengatakan, apakah Gunung Merapi akan segera meletus dalam waktu dekat ini pihaknya tidak dapat memastikan.
"Yang jelas Merapi tidak akan pernah ingkar janji, setelah peningkatan aktivitas ini biasanya diakhiri dengan letusan yang dapat berbentuk guguran kubah dan awan panas atau letusan eksplosif, semua itu hanya Merapi yang tahu," katanya. (*)
(U.V001/R010/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
ingat g st helens di Amrik yg menggembung, meletus dengan dahsyat, karena tekanan magma terhalang batuan beku akibat musim dingin/hujan.
WASPADA SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT !