Nanning, China (ANTARA News) - Sekitar 200 wartawan ASEAN dan 200 wartawan China peliput pameran perdagangan China-ASEAN Expo (Caexpo) mengunjungi laboratorium pengembangan produk pertanian China di pinggir kota Nanning, wilayah selatan China, Jumat.
"Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya mempererat kerangka kerja sama China-Asean dari aspek agribisnis," kata Wasekjen Caexpo Nong Rong, dalam keterangannya kepada wartawan Jumat malam.
Para wartawan, setelah dijamu tari-tarian penyambutan dan pertunjukan Barongsai, berkesempatan mengunjungi "green house" seluas ratusan hektare yang menjadi lokasi penelitian dan pengembangan tanaman secara modern.
Berbagai jenis cabai, labu, tomat, belimbing, semangka, dengan sayur-mayur seperti sawi dan selada maupun tumbuh-tumbuhan obat-obatan seperti kencur dan jahe, dikembangkan sejak pembibitan, baik pengaturan suhu, pemupukan, pemeliharaannya dan perawatannya, sehingga menghasilkan buah relatif lebih baik dari hasil panen penanaman biasa.
Sebanyak 66 jenis semangka dan 235 sayur mayur antara lain dikembangkan melalui riset pembibitan dengan teknologi modern. Buah hasil pertanian modern itu antara lain, semangka yang bentuk buahnya bersegi empat, bukan bulat seperti yang lazim dihasilkan lewat penanaman alamiah.
Sementara Caexpo ke-tujuh yang berlangsung dengn menyertakan sekitar 70 pengusaha Indonesia tersebut berlangsung dari 20 hingga 24 Oktober 2010.
Pameran dagang kali ini yang pertama kali diselenggarakan setelah pemberlakuan Perdagangan Bebas Asean-China (China-ASEAN Free Trade Area-Cafta) 1 Januari 2010 tersebut menampilkan berbagai paviliun baru guna mengakomodasi target penuh penerapan Cafta, masing-masing di bidang perdagangan barang, jasa dan investasi.
Sampai kini sejumlah negara ASEAN masih belum sepenuhnya menerapkan Cafta secara menyeluruh.
ASEAN atau Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara beranggotakan sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar.
Empat paviliun sebelumnya telah tersedia masing-masing, paviliun Perdagangan Komoditas, Kerja sama Penanaman Modal, Teknologi Tinggi dan paviliun `City of Charm`.
Tahun ini, kota Solo ditetapkan sebagai `City of Charm`. Wakil Presiden Boediono, pada pembukaan paviliun Solo tersebut 19 Oktober 2010, mengatakan, Solo pantas mendapat predikat `City of Charm` karena antara lain perkembangan industrinya yang berkembang relatif pesat, salah satunya adalah industri batik.
Kota Nanning, ibukota propinsi otonom Guangxi, berpenduduk sekitar lima juga, berhias dengan pemasangan umbul-umbul Caexpo di pusat-pusat keramaian dan menghias sejumlah jalan protokol dengn kembang-kembang berwarna-warni menyambut pelaksanaan Caexpo.
(T.J003/Z002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010