Jakarta (ANTARA News)- Ia adalah seorang gadis berusia 20 tahun yang mengecat rambutnya dengan warna pink, memiliki seorang bocah laki-laki, dan tampak polos. Ia kini disebut-sebut perempuan paling berani di Meksiko.
Namanya Marisol valles, seorang kepala polisi di salah satu lokasi perang kartel obat bius yang paling berbahaya di Meksiko.
Kota Praxedis Guadalupe Guerrero, dekat perbatasan dengan Texas, Amerika Serikat, telah menunjuk Valles untuk menjadi kepala polisi di salah satu wilayah dengan tradisi perdagangan obat bius paling kental di negara itu.
Mahasiswi jurusan kriminologi itu belum menangkap seorang pun tetapi ia kini dihormati sebagai perempuan paling berani di Meksiko karena berani menerima tugas di lembah Juarez, jalur yang menghubungkan belasan kota dan desa tempat beberapa kartel narkotika membantai dan memutilasi polisi dan warga sipil tanpa belas kasihan.
"Situasi di sini bisa terus berkembang jika kita percaya diri dan percaya masih ada harapan," kata Valles kepada Reuters.
"Saya ingin mengemban tugas ini dan menunjukan bahwa kita bisa melakukannya," imbuh nona Valles yakin.
Walikota Praxedis Guadalupe Guerrero, Jose Luis Guerrero, mengatakan gadis itu adalah calon yang paling cocok dan berguna untuk tugas yang bagi kebanyakan rakyat Meksiko sama dengan hukuman mati.
Sebagai kepala polisi di tempat itu, Valles hanya dibantu oleh 13 personil, sembilan dari mereka adalah perempuan. Ia juga diberi fasilitas hanya satu mobil patroli, tiga senjata otomatis, dan sepucuk pistol.
Seorang pejabat kota itu dan anaknya ditembak oleh para gembong narkotika minggu lalu ketika Valles sedang bersiap untuk mengisi jabatannya itu.
"Kami mengerjakan ini untuk para generasi baru yang bosan dengan ketakutan. Semua orang merasa takut, itu sangat alamiah," ujar Valles kepada beberapa media Meksiko.
"Motivasi saya untuk berada di sini adalah untuk menunjukkan bahwa satu orang bisa berbuat banyak bagi kota ini... Kami akan membuat perubahan dan melenyapkan setiap ketakutan pada setiap orang," ia menambahkan.
Ia dan pasukannya akan memfokuskan pada pendekatan tanpa kekerasan untuk memperjuangkan nilai-nilai antikriminal.
Akan tetapi penugasannya telah membuat mereka yang berpikir tradisional kecewa. Para penulis di beberapa blog telah mempertanyakan 'apakah negara bagian Cihuahua telah kehabisan laki-laki?'
Para kritikus juga mempertanyakan kapasitas negara bagian itu dalam menangani wilayah tempat pembantaian, mutilasi, dan pembakaran rumah marak terjadi, menyebabkan banyak warganya mengungsi.
Lembah Valley dulunya adalah jalur untuk para Apache dan para penjahat legendaris AS Billy the Kid. Kini tempat itu menjadi tempat persinggahan kartel kokain, ganja, dan narkotika lain ke AS yang hanya berjarak selemparan batu menyeberangi Sungai Rio Bravo.
Kartel Sinaloa dikabarkan sedang melancarkan perang terhadap sebuah kartel lokal Juarez di wilayah itu.
Para analis mengatakan kartel-kartel narkotika itu menggunakan strategi 'plomo o plata' untuk menyogok polisi. Artinya terima sogokan atau mati.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010