"Pascakrisis ekonomi global, kini pertumbuhan ekonomi China dengan populasi penduduk besar bisa mencapai 10 persen atau dua digit. Kelemahannya di sana hanya memiliki 7 persen lahan yang bisa ditanam," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Prabowo Subianto, pada Musyawarah Daerah VII Himpinan Kerukukan Tani Indonesia (HKTI) Jatim 2010 di Sidoarjo, Jumat malam.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pascakrisis ekonomi global kini berada di posisi satu digit.
Sayangnya, kata dia, di Indonesia total hutan yang rusak telah mencapai 77 juta hektare.
Ia optimistis, apabila 77 juta hektar hutan rusak di Indonesia bisa diubah menjadi lahan produktif untuk pangan nasional, ke depan bisa menjadi pemasok pangan dan energi dunia.
"Namun, untuk mewujudkannya sering terkendala oleh sikap elit politik negeri ini yang kurang pandai mengelola keuangan negara dan kekayaan alam Tanah Air," katanya.
Ia kecewa, karena banyak anggota DPR RI yang banyak studi banding ke luar negeri dan menghabiskan uang rakyat Indonesia.
"Kalau dihitung jumlah uang untuk jalan ke luar negeri sungguh luar biasa. Lebih baik uang tersebut dialokasikan untuk jalan-jalan ke daerah seperti Madura," katanya.
Di samping itu, terkait perubahan iklim yang melanda seluruh dunia, ia menyebutkan, perlu adanya varietas baru. Apalagi, saat ini harga pangan mulai naik. Bahkan, komoditas tersebut menjadi sulit ditemukan.
"Selain itu, negara ini juga dihambat oleh pertumbuhan penduduk yang sangat besar. Untuk itu, saya minta para anggota HKTI turut menyukseskan program keluarga berencana," katanya.
Mengenai nilai simpanan petani, tambah dia, sampai sekarang di BRI secara nasional mencapai Rp31 triliun. "Jangan sampai uang dari desa mengalir ke kota berlanjut ke ibu kota dan tidak kembali ke desa," katanya.(*)
(ANT-071/B/I007/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010