Pekanbaru (ANTARA News) - Kualitas udara di Kota Pekanbaru berdasarkan papan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang terdapat di depan kantor Wali Kota dan persimpangan Arengka selama lima hari terakhir masuk dalam kategori sedang.
Informasi tersebut dapat diketahui dari Data dari Laboratorium Udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) menunjukkan angka ISPU 78 hingga pukul 15:00 WIB hari ini. Dengan kadar PM10 (debu yang beterbangan) yang tertinggi. Angka ini menurun dari hari sebelumnya dengan angka ISPU 81
"Beberapa hari terakhir ini kualitas udara di Pekanbaru fluktuatif. Namun masih dalam batasan sedang," ujar ujar Kepala Laboratorium Udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru, Syahrial di Pekanbaru, Jumat.
Hasil tersebut diketahui berdasarkan pantauan dari tiga stasiun pemantau kualitas udara di Pekanbaru, yakni stasiun Sukajadi, Kulim dan Tampan.
Syahrial menjelaskan kategori udara tidak sehat jika PM10 berada pada range 101-199. Namun jika range PM10 masih antara 51-100, kategori udara masih sedang.
Terdapat lima parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas udara bebas yakni PM10, SO2 atau Sulfur Dioksida, CO, O3 atau Ozone dan NO2 atau Nitrogen.
Angka ISPU didapat dari nilai tertinggi dari lima parameter tersebut. Namun hingga saat ini, yang mendominasi dan menjadi critical component yaitu PM10 dan O3 dengan jumlah masing-masing 78 dan 77.
Menurut dia buruknya kualitas udara di Pekanbaru disebabkan pencemaran udara dan kemungkinan besar berasal dari asap yang berasal dari titik api di daerah lain.
Pekanbaru hanya mendapatkan kiriman asap saja. Sedangkan mengenai tebal tidaknya kabut disebabkan sumber dan arah angin.
Kabut asap sudah menyelimuti Pekanbaru sejak lima hari yang lalu. Akibat kabut asap, sebagian besar warga Pekanbaru mulai menderita ISPA.
Dinas Kesehatan telah Pekanbaru mengimbau warga yang keluar rumah untuk menggunakan masker. Kabut asap ini disebabkan kebakaran lahan sawit milik masyarakat dan pemprov Riau di daerah Sepahat, Bengkalis.(*)
KR-IND/A033
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010