Washington (ANTARA News) - Uji senjata nuklir yang akan dilakukan kembali oleh Korea Utara merupakan tindakan provokatif, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, seraya menambahkan dia tidak bisa mengkonfirmasikan laporan-laporan bahwa Pyongyang merancang uji semacam itu.
"Saya tahu laporan-laporan itu. Itu jelas masuk ke masalah-masalah intelijen, jadi saya benar-benar tidak bisa memasuki dengan komentar rinci tentang mereka," kata juru bicara Mark Toner, ketika ditanya komentarnya mengenai laporan yang dimuat surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo itu, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Tetapi hal ini tidak akan mengubah sikap kami dalam menghadapi Korea Utara. Kami katakan, bahwa mereka perlu mematuhi komitmen mereka, dan mereka juga perlu menahan diri dari tindakan provokatif," kata Toner.
"Uji coba nuklir lain pasti akan jatuh ke dalam rubrik tindakan provokatif," tambahnya.
Dia mengatakan "tidak" ketika ditanya apakah dia memiliki bukti untuk mendukung laporan baru itu.
Menurut Chosun Ilbo, surat kabar terlaris di Korea Selatan, satelit-satelit AS mendeteksi adanya gerakan-gerakan personil dan kendaraan di tempat Korea Utara melakukan dua uji coba nuklir sebelumnya, pada 2006 dan 2009.
Chosun mengutip satu sumber pemerintah yang tidak disebut namanya, yang juga mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya akan merestorasi terowongan-terowongan yang rusak semasa dua kali uji nuklir sebelumnya.
"Meskipun demikian, tak mungkin (Korea Utara akan) melakukan segera. Uji nuklir tersebut diperkirakan akan dilakukan tiga bulan mendatang (karena masih menyelesaian persiapan-persiapan untuk melakukan uji nuklir ketiga}," kata sumber itu.
Tetapi seorang juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, sampai kini tidak ada bukti persiapan dari tindakan semacam itu.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010