Jakarta (ANTARA)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi cenderung stabil, karena pelaku pasar masih hati-hati masuk pasar, akibat kekhawatiran terhadap pasar finansial Amerika Serikat dan Eropa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik dua poin menjadi Rp8.926-Rp8.936 per dolar dibanding hari sebelumnya Rp8.928-Rp8.938.
Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Jumat mengatakan, rupiah sulit untuk bergerak naik lebih tinggi, karena dolar AS di pasar global menguat.
Penguatan rupiah itu hanya didukung oleh membaiknya bursa Wall Street yang mendorong pelaku pasar membeli rupiah dalam jumlah yang kecil, katanya.
Pelaku juga masih hati-hati mengikuti perkembangan pasar finansial global setelah Bank Sentral Cina menaikkan bunganya.
"Kami memperkirakan kenaikan suku bunga bank oleh Bank Sentral Cina menimbulkan kekhawatiran karena pelaku asing lebih cenderung membeli yuan ketimbang mata uang lainnya," katanya.
Kenaikan rupiah yang kecil itu, menurut dia, karena dolar Amerika Serikat setelah data AS menunjukkan adanya penurunan dalam klaim pengangguran dan `banjir besar`.
Euro berpindah tangan mennjadi 1,3918 dolar turun dari 1,3995 dolar dan dolar juga naik terhadap mata uang Jepang, menjadi 81,29 yen dari 81,12 yen.
Rupiah, lanjut dia pada Jumat siang kemungkinan akan masih bergerak naik meski dalam kisaran yang relatif kecil, karena Bank Indonesi (BI) tetap di pasar.
Karena itu rupiah masih sulit untuk mengalami kenaikan yang cukup besar, karena BI masih tetap mengamatinya, ucapnya.
Rupiah pada akhir bulan lalu sempat mencapai Rp8.905 per dolar, namun kembali melemah, karena pemerintah meminta BI untuk menahan dengan melepas cadangan devisanya, tambahnya.
(h-CS/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010