Delta Plus ini kecepatan penularannya masih sama dengan DeltaJakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan varian baru SARS-CoV-2 muncul karena inang yang hidup di tubuh manusia memberi peluang untuk bermutasi.
"Pada prinsipnya virus bukanlah makhluk hidup, sehingga virus hanya dapat memperbanyak diri pada inang yang hidup seperti manusia. Dalam proses perbanyakan diri inilah virus dapat bermutasi menghasilkan varian baru," kata Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan dalam acara virtual Laporan Penanganan COVID-19 di Jakarta, Kamis sore.
Baca juga: Masyarakat harus siapkan diri berdampingan dengan COVID-19
Wiku mengatakan upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah menghindari masuknya virus ke dalam tubuh dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan para pakar.
Ia mengatakan pemerintah juga melakukan langkah antisipasi melalui berbagai kebijakan seperti penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), optimalisasi dan pengaturan pelaku perjalanan untuk mencegah penularan di masyarakat maupun mencegah importasi kasus yang dapat memperburuk kondisi penularan COVID-19 secara nasional.
Baca juga: Satgas: Lonjakan kematian di luar Jawa-Bali peringatan bagi pemda
Baca juga: Satgas COVID-19 catat penurunan kasus mingguan Jawa-Bali 24 persen
"Upaya lain yang perlu dilakukan adalah meminimalisasi penularan yang terjadi dengan mempercepat pelaksanaan strategi vaksinasi nasional," katanya.
Secara terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan varian terbaru SARS-CoV-2 yang ditemukan berjenis Delta Plus yang sudah terdeteksi masuk ke Indonesia sejak Juni 2021. Sebanyak dua kasus terdeteksi di Jambi dan satu kasus di Sulawesi Barat.
"Delta Plus ini kecepatan penularannya masih sama dengan Delta," katanya.
Baca juga: Wiku: Mengingat potensi penularan, sebisa mungkin tak makan di tempat
Baca juga: Satgas COVID-19: Pergerakan virus "terlihat" dari perilaku manusia
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021